Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Vaksin Virus Corona Ditemukan, Bagaimana Pendistribusiannya ke Seluruh Dunia?

Kompas.com - 26/04/2020, 20:38 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus virus corona di dunia telah mencapai lebih dari 2.000.000 kasus dengan angka kematian lebih dari 200.000 orang.

Data ini merupakan kisaran data hingga Minggu (26/4/2020).

Para ahli memperkirakan, vaksin baru akan tersedia setelah 18 bulan jika semuanya berjalan lancar.

Dilansir dari The Guardian, Sabtu (25/4/2020), menurut para ahli, diperlukan setidaknya satu tahun untuk mendistribusikan vaksin ke seluruh dunia setelah vaksin virus corona ditemukan.  

"Kenyataannya adalah bahwa tidak ada jangka waktu yang pasti untuk ini," kata anggota tim Kanada yang sukses menciptakan vaksin Ebola, Steven Jones.

Saat vaksin virus corona telah tersedia, bagaimana mendistribusikannya ke seluruh dunia?

Akankah negara yang bisa menemukan vaksinnya mau membagi ke seluruh negara di dunia?

Pada Desember 2006, pihak berwenang Indonesia sempat menolak untuk menyerahkan sampel virus flu burung.

Di tengah wabah flu babi 2009, Pemerintah Australia memerintahkan produsen vaksin untuk memenuhi permintaannya sebelum memenuhi pesanan di luar negeri.

Baca juga: 2,3 Juta Orang Terinfeksi, Ini Kabar Terbaru soal Pengembangan Vaksin dan Obat Covid-19

Kepala peneliti vaksin dari WHO Marie-Paule Kieny mengatakan, mungkin saja ada negara yang tak berminat untuk membagikan vaksin yang mereka miliki.

Menurut dia, kekhawatiran mengenai apa yang disebut dengan "nasionalisme vaksin" itu mulai terlihat.

Pada Jumat (24/4/2020), para pemimpin dunia, kepala industri, dan para petinggi lainnya berkumpul untuk mendukung inisiatif WHO.

Mereka sepakat memastikan setiap perawatan dan vaksin dibagi merata di seluruh dunia.

Beberapa yang tampak hadir adalah Presiden Perancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel, politikus Dominic Raab, dan Melinda Gates.

Sejumlah negara tak hadir seperti AS, Cina, Rusia dan India. Ketidakhadiran ini dianggap sebagai sikap tak mendukung hal tersebut.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com