Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jaya Suprana
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Plasma Konvalesen dan Harapan Penyembuhan Covid-19

Kompas.com - 26/04/2020, 10:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DI tengah maraknya pemberitaan mengenai kemanjuran ramuan jamu sebagai warisan kearifan leluhur Nusantara untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan virus Corona, telah terberitakan oleh Kompas TV, bahwa tim kesehatan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto tengah melakukan uji plasma konvalesen CCPP 19 atau uji klinis pada plasma darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari penyakit saluran pernafasan akibat COVID-19.

Berhasil

Metode pengobatan ini terbukti telah berhasil dilakukan demi menyembuhkan para pasien Corona di beberapa negara Eropa.

Wakil Kepala RSPAD Gatot Subroto Brigjen Albertus Budi Sulistya menyatakan bahwa tim kesehatan RSPAD bekerja sama dengan lembaga penelitian Eijkman dan Bio Farma Bandung.

RSPAD telah memperoleh izin resmi penelitian dari komisi etika pelayanan penelitian kesehatan.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyebut pemberian plasma pemulihan pada pasien yang masih menderita Covid-19 tetap harus diikuti dengan pengobatan standar yang tengah diberikan.

Kepala satuan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Zubairi Djoerban menegaskan bahwa metoda plasma konvalesen pernah digunakan saat menangani SARS dan dinyatakan efektif.

Harapan

Sebagai warga Indonesia yang sempat dilibatkan oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam upaya memohon sumbangsih darah dari pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19, saya merasa sangat bahagia menerima berita bahagia tersebut di atas.

Berita tersebut memberi harapan bagi saya yang lansia dan rawan terpapar Covid-19 untuk Insya Allah bisa bertahan hidup dalam menghadapi pageblug Corona.

Metoda plasma konvalesen sudah digunakan untuk melawan prahara Corona oleh masyarakat Eropa.

Bahkan di Jerman dengan kesadaran sosial masyarakat yang tinggi, para pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 malah sudah antre untuk menyumbangsihkan plasma darah masing-masing demi menyelamatkan para pasien yang belum sembuh dari penyakit saluran pernafasan akibat virus Corona.

Kemanusiaan

Mengharukan bagaimana Covid-19 ternyata berhasil menggugah nurani kemanusiaan di lubuk sanubari setiap insan manusia sehingga semua gigih saling berupaya menyelamatkan hidup sesama manusia.

Insya Allah, kebencian manusia terhadap sesama manusia terhapus oleh virus Corona untuk digantikan dengan welas-asih dan kasih-sayang yang dipersembahkan oleh manusia kepada sesama manusia.

Di dalam liang telinga lubuk sanubari saya langsung terngiang lagu What a Wonderful Word mahakarya Bob Thiele dan George David Weiss yang kekal-abadi merdu didendangkan oleh almarhum Louis Armstrong nan tiada duanya itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com