Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Virus Corona, Warga China dan Hong Kong Beralih ke Makanan Vegan

Kompas.com - 23/04/2020, 06:14 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Permintaan untuk bahan pangan berbasis protein nabati meningkat di Asia, khususnya di Hong Kong dan China daratan.

Hal ini diduga sebagai imbas dari kekhawatiran akan penyebaran virus corona penyebab Covid-19 melalui daging hewan liar yang sering dikonsumsi di China.

Melansir Reuters (22/4/2020), bila dibandingkan dengan bisnis daging atau protein hewani, suplai bahan pangan vegetarian masih tergolong kecil.

Meski demikian, makanan vegetarian sebagai alternatif daging, susu, dan seafood mulai diminati di Hong Kong. Salah satu peminatnya adalah Mike Lee, yang berprofesi sebagai pelatih fitness.

"Karena virus corona, orang-orang mulai memerhatikan pola makan dan kesehatan mereka. Orang-orang sekarang menjadi lebih takut jatuh sakit," kata Lee yang kini terbiasa menyajikan burrito menggunakan protein nabati.

Baca juga: Liam Hemsworth Tinggalkan Pola Makan Vegan karena Batu Ginjal

Permintaan makanan vegetarian meningkat

Meningkatnya permintaan akan makanan vegetarian sebenarnya telah diperkirakan oleh biro konsultan Euromonitor sebelum adanya wabah virus corona.

Tahun lalu, Euromonitor memperkirakan bahwa pasar makanan vegetarian di China akan bernilai sekitar 12 miliar dollar AS pada 2023.

Meningkat pesat jika dibandingkan transaksi pada 2018 yang bernilai di bawah 10 miliar dollar AS.

Hal tersebut menarik minat dari perusahaan-perusahaan besar yang berbasis di AS seperti Beyond Meats, Impossible Food, jaringan waralaba Starbucks Corp dan gerai-gerai KFC milik Yum China yang akan segera mengumumkan promosi makanan vegetarian mereka.

Baca juga: Hamil, Tasya Farasya Terapkan Pola Makan Vegan

"Sungguh ironis bahwa katalis dari semua ini adalah wabah luar biasa yang telah menghancurkan banyak orang," kata David Yeung, pendiri Green Monday.

Green Monday adalah supplier dari produk-produk Beyond Meats di seluruh Asia.

Di tengah penutupan restoran, pembatasan jarak sosial dan semakin banyak orang memasak di rumah, pembelian makanan secara online juga melonjak di Asia.

Distributor mengatakan bahwa bahan pangan nabati, yang sebagian besar harganya lebih bersaing dibanding produk hewani, juga mengalami peningkatan permintaan.

Banyak daerah Asia sejak lama menggunakan bahan-bahan non-daging seperti tahu untuk menghasilkan makanan bercita rasa daging.

Baca juga: Operator Shinkansen Sediakan Manisan Vegan dan Ramah Muslim

Vegan mulai diminati

China masih menjadi konsumen daging terbesar di dunia, dengan nilai retail berkisar 170 miliar dollar AS per tahun, menurut Euromonitor.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com