KOMPAS.com - Sebuah unggahan video berisi informasi mengenai adanya dugaan penimbunan es krim Viennetta di beberapa minimarket, viral di media sosial pada Sabtu (18/4/2020).
Adapun pengunggah yakni akun Instagram Awirachma @awirachma yang memposting dua video mengenai penelusuran es krim Viennetta yang kemudian ditemukan di dalam mesin pendingin.
Ia pun mengisahkan pencariannya yang mengaku telah mendatangi empat minimarket.
Berikut rinciannya:
"Buat kalian yang sangat kesulitan menemukan ice cream Viennetta di mini market terdekat kalian, ternyata sebenarnya tidak susah karena banyak oknum karyawan @alfamart dan @indomaret menyembunyikan di bagian bawah freezer, tapi setelah gw menemukannya ada kejadian yang sangat aneh di oknum karyawan mini market tersebut
Gw sudah datangin ke 4 mini market dekat rumah gw dan ini ceritanya :
Keterangan selanjutnya ada di kolom komentar".
Sejauh ini, unggahan tersebut telah dikomentari lebih dari 16.000 komentar sejak pertama kali diunggah.
Selain itu, akun Twitter Herland Dean, @Herlanddean pun mengunggah video dan narasi yang serupa.
"Jadi ini alasan es krim Viennetta sering ga ada di mini market. Gue ga tau ini kecurangan atau bukan tapi dibeli oleh karyawan dan disimpan di bawah rak es krim," tulis Herland dalam twitnya.
Jadi ini alasan es krim viennetta sering ga ada di mini market. Gue ga tau ini kecurangan atau bukan tp dibeli oleh karyawan dan disimpan dibawah rak eskrim. pic.twitter.com/6ypOsmowZ6
— Herland Dean (@Herlanddean) April 18, 2020
Twit tersebut kemudian menjadi viral. Sebanyak lebih dari 27.000 kali disukai dan telah di-retwit sebanyak lebih dari 15.000 kali oleh pengguna Twitter lainnya.
Ditanyakan terkait postingan tersebut, Marketing Direktur Indomaret Wiwiek Yusuf mengungkapkan, pihaknya tidak pernah melakukan penimbunan barang.
"Kami tidak pernah menimbun barang. Semua barang yang ada akan kami teruskan ke konsumen. Terlebih ice cream," ujar Wiwiek saat dikonfirmasi Kompas.com pada Minggu (19/4/2020).
Wiwiek mencontohkan, produk yang umum dicari seperti beras, minyak goreng, masker, dan lainnya tetap akan disiapkan untuk masyarakat di tengah wabah virus corona ini.
Terkait adanya struk yang terlihat dalam video viral, Wiwiek menjelaskan bahwa barang yang telah dibeli atau memiliki struk wajib diambil oleh pembeli.
"Barang yang dibeli atau di-struk wajib diambil oleh pembeli. Prinsipnya tidak dapat dititipkan," terang dia.
Kendati demikian, apabila memang ditemukan adanya kecurangan pada karyawan, maka pihaknya akan menindaklanjuti dan memberikan sanksi kepada pelanggar.
"Ya, kami akan tindaklanjuti dan berikan sanksi sesuai peraturan perusahaan. Untuk barang-barang khusus, kami juga dapat memberikan pembatasan pembelian agar kepentingan konsumen secara umum dapat terlindungi (pemerataan)," ujar Wiwiek.
Baca juga: Update Corona di Indonesia: Kasus di Bantul Naik, Kabupaten Dompu Catat Kasus Pertama
Di sisi lain, Corporate Communication General Manager PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Alfamart dan Alfamidi, Nur Rachman menyampaikan, tidak ada anjuran dari pihaknya untuk menyembunyikan atau memisahkan produk di rak pajak.
"Tidak ada anjuran dari kami untuk 'menyembunyikan' atau memisahkan produk di rak pajang. Meskipun produk tersebut sedang menjadi euforia masyarakat sehingga sering terjadi kekosongan seperti pada produk Viennetta," ujar Nur saat dihubungi terpisah oleh Kompas.com pada Minggu (19/4/2020).
Pihaknya menjelaskan, praktik memisahkan produk terjadi karena saat pelanggan datang berbelanja di toko, tidak mendapatkan produk yang dicari.
Sehingga saat produk tersebut sudah tersedia kembali, pihaknya akan informasikan melalui telepon atau WA.
"Kami menginformasikan kepada pembeli jika barang sudah tersedia kembali dan bisa dibeli langsung di toko atau diantar melalui layanan Siap Antar Pesanan Anda (SAPA)," ujar Nur.
Terkait dugaan penimbunan, Nur menegaskan, barang yang dipisah merupakan barang yang sudah dipesan konsumen secara online.
Namun, apabila terjadi kecurangan pada karyawan atau pekerja yang bersangkutan, maka orang tersebut akan dikenai sanksi berupa SP 1 hingga SP 3.
Baca juga: Ahli Sebut CT Scan Lebih Efektif untuk Diagnosis Virus Corona daripada Tes Swab
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.