Sementara, tes RT-PCR di Korea Selatan yang secara umum dianggap akurat, dapat mengeluarkan hasil yang salah atau tidak konsisten dalam sejumlah kecil kasus.
"Tes RT-PCR memiliki akurasi 95 persen. Ini berarti bahwa masih ada 2-5 persen dari kasus-kasus yang terdeteksi negatif palsu atau positif palsu," kata Kim.
Sisa-sisa virus bisa tetap pada level terlalu rendah untuk dideteksi dalam pengujian.
Di sisi lain, tes juga mungkin sangat sensitif yang bisa mengambil pada tingkat kecil virus dan tidak berbahaya, sehingga mengarah pada hasil positif baru, meski pasien telah pulih.
Menurut profesor penyakut menular di Gachon University Gil Medical Center, Eom Joong-sik, tes juga dapat dikompromikan jika sampel yang diperlukan tidak dikumpulkan dengan benar.
Baca juga: Atasi Wabah Corona, Peneliti Sebut Indonesia Bisa Meniru Korea Selatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : Infografik: Gejala Baru https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.