Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19: Kisah Pasangan yang Harus Terpisah karena Corona

Kompas.com - 15/04/2020, 18:17 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda hampir semua negara di dunia mau tidak mau memberi pengaruh sangat signifikan dalam berbagai aspek kehidupan.

Mulai dari kesehatan, perekonomian, pendidikan, bahkan hingga percintaan. Salah satunya, banyak pasangan yang harus menggelar pernikahan dalam kondisi terbatas. 

Selain itu, beberapa pasangan juga harus terpisah karena aturan lockdown yang ditetapkan oleh pemerintah. 

Dikutip dari CNN, Sabtu (11/4/2020), pasangan kekasih tersebut tidak bisa lagi pergi bersama atau sekadar duduk berdampingan selama wabah Covid-19 belum berakhir lantaran adanya pagar pembatas di kedua negara pada 16 Maret lalu.

Baca juga: Pemerintah Targetkan 10 Ribu Tes PCR Virus Corona per Hari

Misalnya, pasangan kekasih yang berasal dari Jerman dan Swiss. Keduanya adalah Andrea Rohde dan Markus Brassel yang telah menjalin hubungan selama 10 tahun.

Rohde merupakan warga Kota Konstanz di Jerman sisi selatan, sedangkan Brassel tinggal di Desa Tagerwillen, Swiss, yang sebenarnya hanya berjarak beberapa kilometer.

Biasanya, jarak itu bisa ditempuh hanya dalam waktu 10 menit menggunakan mobil. Namun, kondisi yang ada sekarang tak lagi memungkinkan keduanya untuk melakukan pertemuan seperti biasanya. 

Baca juga: Curhat Shin Tae-yong Jalani Karantina Virus Corona di Korea Selatan

Mereka pun sepakat untuk beberapa kali dalam seminggu mendatangi perbatasan wilayah yang membelah Kota Konstanz dan Kreuzlingen.

Bagi Rohde, bertemu secara langsung tetap lebih baik daripada melalui sambungan Skype. Lebih baik, meskipun harus berjarak setidaknya 2 meter.

Kata pasangan yang lain, Natascha Dematteis dan Micha Roth, kondisi sulit ini membuat mereka bisa mengenal satu sama lain secara lebih mendalam.

Mereka bisa memahami bahwa cinta yang ada di dalam diri mereka bukan hanya ketertarikan yang bersifat fisik semata.

Baca juga: Mutasi Baru Corona Ditemukan di India, Bisa Ancam Pengembangan Vaksin

Pagar pembatas cegah penyebaran virus corona 

Pagar itu sendiri sebetulnya sengaja didirikan untuk memperlambat penyebaran virus corona dan mengurangi frekuensi kontak fisik antar-satu orang dan orang lainnya.

Akan tetapi, para pasangan beda negara itu memutuskan untuk pergi ke wilayah perbatasan yang dihalangi pagar tersebut untuk bertemu kekasihnya.

Mereka duduk berhadapan dengan kekasihnya yang juga datang ke sana. Mereka bisa saja bertemu dan bertatap muka, tetapi ada pagar kawat tinggi yang membentang di hadapan mereka.

Baca juga: Dirugikan karena Surat Keterangan PDP Corona Beredar di Medsos, Keluarga Somasi RS

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Puncak Hujan Meteor Eta Aquarids 5-6 Mei 2024, Bisakah Disaksikan di Indonesia?

Tren
Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Kronologi dan Dugaan Motif Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Pelaku Sempat Melakukan Upaya Bunuh Diri

Tren
7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

7 Manfaat Ikan Teri, Menyehatkan Mata dan Membantu Diet

Tren
Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Buah dan Sayur yang Tidak Boleh Dikonsumsi Anjing Peliharaan, Apa Saja?

Tren
Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Jadwal dan Live Streaming Pertandingan Semifinal Thomas dan Uber Cup 2024 Hari ini

Tren
Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

Tren
Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Bagaimana Tubuh Bisa Menghasilkan Vitamin D Saat Terpapar Sinar Matahari?

Tren
Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Waspada Cuaca Panas Melanda Indonesia, Ini Tips Menghadapinya

Tren
7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

7 Tanda Kolesterol Tinggi yang Sering Diabaikan, Pegal di Pundak dan Mudah Mengantuk

Tren
BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

BMKG: Beberapa Wilayah Indonesia yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 4-5 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

[POPULER TREN] Kata Media Asing soal Kekalahan Indonesia dari Irak | Tragedi Runtuhnya Jalan Tol di China

Tren
Masalah Tiga Tubuh

Masalah Tiga Tubuh

Tren
Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Jadwal Lengkap Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Pendaftaran Sekolah Kedinasan STAN, IPDN, dan STIS Dibuka Mei 2024

Tren
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Caranya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com