KOMPAS.com - Ketika populasi dunia terkurung dalam lockdown, unggahan di media sosial dipenuhi dengan cerita tentang kekurangan pasokan bahan pangan di supermarket lokal.
Tetapi dengan banyaknya restoran dan hotel tutup selama wabah virus corona, produsen makanan memperingatkan bahwa mereka sebenarnya memiliki kelebihan stok yang akan terbuang sia-sia.
Melansir BBC, Senin (13/4/2020), ini adalah beberapa cara pandemik virus corona berdampak pada rantai pasokan makanan di seluruh dunia:
Baca juga: Kiat Anti-Boros Jajan Makanan di Masa Pandemi Covid-19
Sejumlah kedai kopi yang tutup selama wabah virus corona mengakibatkan adanya kelebihan pasokan susu sebagai efek samping nyata dari pandemik ini.
Peternak sapi perah Amerika, koperasi susu terbesar di negara itu, memperkirakan bahwa para petani harus membuang 3,7 juta galon (14 juta liter) susu setiap hari karena jalur distribusi yang terganggu.
Masalah ini tidak hanya terjadi di AS, peternak sapi perah di Inggris meminta bantuan pemerintah karena masalah surplus susu di negara tersebut.
Peter Alvis, Ketua Royal Association of British Dairy Farmers, mengatakan, sekitar lima juta liter susu per minggu berisiko terbuang.
Dia memperingatkan, para peternak yang harus mengurangi produksi atau membuang kelebihan susu mereka dihadapkan dengan dampak ekonomi yang parah di tengah margin yang sudah ketat.
Baca juga: Kendala Baru Saat PSBB, Ojol Mulai Kesulitan Ambil Order Makanan
Adanya pembatasan aktivitas di sejumlah wilayah berdampak pada semua bidang pertanian.
Beberapa produsen telah mencoba untuk memasok ke pelanggan mereka, tetapi perubahan permintaan di pasar dan kelebihan stok tetap menjadi masalah di seluruh sektor.
The New York Times, yang mewawancarai beberapa produsen AS, mengutip contoh satu peternak ayam harus menghancurkan 750.000 telur yang belum menetas setiap minggu.
Mereka juga berbicara dengan seorang petani bawang yang harus membiarkan sebagian besar panennya membusuk, tidak dapat mendistribusikan bawang merahnya dengan kualitas yang cukup tinggi dan tanpa fasilitas penyimpanan.
Di India, petani teh memperingatkan bahwa lockdown telah menyebabkan tanaman Darjeeling mereka yang berharga menjadi sia-sia atau terbuang.