Menunda kedaluwarsa lisensi dan sertifikat tentu membantu. Tetapi semua ini sangat menegangkan bagi tenaga kerja maskapai.
Baca juga: Jadi Maskapai Pelat Merah, Garuda Indonesia Berawal dari Pesawat Sewa
Direktur Pelaksana di agen perekrutan percontohan AeroProfessional, Sam Sprules mengungkapkan, lebih dari 40 persen maskapai mendaratkan seluruh armadanya, termasuk maskapai EasyJet, dan sebagian besar lainnya tidak.
"Hal itu memberi gambaran mengenai berapa banyak pilot yang tidak menerbangkan pesawat," ujar Sprules.
Sprules memberi tahu CNN bahwa banyak kru penerbangan didasarkan pada upah minimal atau diminta untuk mengambil cuti yang tidak dibayar selama beberapa bulan ke depan.
Di beberapa negara, maskapai beroperasi dari skema cuti atau membayar subsidi, dan dalam skenario terburuk kru diberhentikan.
"Perekrutan kru penerbangan telah cukup mengering saat ini sementara maskapai benar berfokus pada mencoba untuk mengonsolidasikan keuangan mereka hanya untuk bertahan hidup," ujar dia.
Ini adalah pukulan besar bagi industri yang sedang booming sebelum krisis Covid-19 berlangsung.
Namun, Sprules juga mengatakan bahwa sebagian kecil bisnis penerbangan mengambil pendekatan yang optimistis, percaya bahwa pemulihan akan lebih cepat daripada lambat.
Baca juga: Rekam Jejak Sriwijaya Air, Miliki Ribuan Karyawan hingga Terancam Tak Mengudara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.