Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Aksi Donasi dan Berbagi 300 Nasi Kepal Setiap Hari untuk Pekerja Jalanan

Kompas.com - 13/04/2020, 09:17 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi swadaya masyarakat di tengah situasi wabah virus corona di Indonesia banyak dilakukan.

Individu maupun komunitas berinisiatif melakukan gerakan untuk membantu dan meringankan beban mereka yang terdampak dari perubahan aktivitas masyarakat selama masa pandemi virus corona.

Seperti diketahui, sejak pertama kali kasus virus corona dikonfirmasi di Indonesia, 2 Maret 2020, masyarakat diimbau untuk menjaga jarak dan di rumah saja.

Segala aktivitas dilakukan di rumah.

Namun, ada pekerja yang tidak bisa hanya berdiam diri di rumah. Mereka tetap harus bekerja demi menjaga pemasukan untuk melanjutkan hidup, seperti driver ojek online maupun tukang becak.

Hal ini menggugah Marketing Manager Etnoya Gropu (Buldaq Korean BBQ dan Gyudaq Japanese BBQ) di Purwokerto), Jawa Tengah, Ladrina Bagan.

Baca juga: BNPB Imbau Masyarakat Hati-hati Penggalangan Donasi di Medsos

Ia bersama sejumlah orang menggalang donasi yang hasilnya diwujudkan dalam pembagian nasi kepal bagi pekerja di jalanan.

Setiap harinya dibagikan 300 nasi kepal.

Aksi berbagi dan penggalangan donasi ini viral di media sosial setelah Ladrina, melalui akun Twitter-nya, @Ladrinaline, mengajak siapa saja untuk terlibat.

Donasi dari para donatur kemudian diwujudkan dalam bentuk nasi kepal yang kemudian dibagikan kepada para tukang becak, driver ojol, tukang sampah, dan keluarga yang kurang penghasilan.

Saat dihubungi Kompas.com, Minggu (12/4/2020), Ladrina mengungkapkan, kegiatan bagi-bagi makanan ini telah dilakukannya jauh sebelum wabah corona merebak di Indonesia.

"Jauh sebelum corona, habis kerja kalau lagi senggang, saya dan pacar saya suka bagi-bagi nasi bungkus. Beli di warung, terus bagi-bagi ke orang-orang yang ngemper di ruko," ujar Ladrina.

Menurut dia, di Purwokerto, banyak kegiatan berbagi makanan yang dilakukan secara swadaya.

"Beberapa kali kami tetap bagi nasi bungkus, dan yang pada tinggal di becaknya dan di ruko pun terharu, karena mereka belum makan katanya, karena enggak dapat uang," ujar Ladrina.

Oleh karena itu, ia berpikir bahwa masih banyak masyarakat di Purwokerto yang membutuhkan makanan siap makan.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Warga Inggris Saling Berbagi Kebahagiaan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com