Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Perlu Bersiap Hadapi Lonjakan Kasus Covid-19, Berikut Infonya

Kompas.com - 10/04/2020, 21:00 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona di dunia terus menunjukkan peningkatan. Dalam sepekan terakhir terdapat penambahan hampir 600.000 kasus di seluruh dunia.

Hal serupa juga terjadi di Indonesia, saat ini jumlah kasus di Indonesia mencapai 3.512 kasus. Sebanyak 219 kasus merupakan kasus baru.

Pakar Epidemiologis, Dicky Budiman mengungkapkan, di Indonesia juga masih berpotensi mengalami lonjakan kasus Covid-19

"Secara pemahaman dasar teori epidemiologi dan pandemi, Covid-19 ini memiliki potensi besar menyebar di Indonesia," kata Dicky kepada Kompas.com, Jumat (10/4/2020). 

Baca juga: UPDATE: Pasien Covid-19 Meninggal 306 Orang, Tersebar di 24 Provinsi

Dasarnya adalah, Ro-nya yang kemungkinan di Indonesia di antara 2 dan 3, sehingga dengan pola penambahan eksponensial ini, kita bisa perkirakan penambahan dalam setiap harinya," 

Ro adalah angka reproduksi dasar covid-19, merepresentasikan potensi maksimum covid-19 untuk menimbulkan epidemi atau pandemi.

Dengan angka Ro berkisar antara 2 dan 3, maka satu orang pasien berpotensi menyebarkan virus ini ke 2 atau 3 orang lainnya.

Dia pun memperkirakan, perang melawan Covid-19 ini bisa memerlukan waktu hingga 6 bulan ke depan. 

Baca juga: Pemkot Bogor Anggarkan Rp 300 Miliar untuk Penanganan Covid-19

Ketersediaan APD bagi tenaga medis 

Kemungkinan terjadinya lonjakan kasus ini perlu diantisipasi dengan tepat karena akan berdampak langsung khususnya kepada tenaga medis yang berada di garda terdepan penanganan covid-19.

Pemerintah perlu memastikan ketersediaan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis, menyediakan lokasi tinggal (istirahat) dan menjamin kesejahteraan mereka.

Selain itu para tenaga medis juga harus mendapat kesempatan pertama menjalani tes deteksi karena mereka akan menangani pasien secara langsung. 

"Kalau dari sisi paramedisnya, saya sudah melihat kebesaran hati dan pengorbanan yang besar yang telah ditunjukkan selama ini. Namun, saya melihat pemerintah baik pusat dan daerah harus lebih mengapresiasi para tenaga kesehatan kita," kata Dicky.

Baca juga: Hari Libur, Pemkot Tangsel Tunda Kirim Surat Permohonan PSBB ke Kemenkes

Dicky juga menambahkan, terkait kemungkinan melonjaknya kasus, kondisi tenaga medis harus terus diperhatikan. Mereka harus mendapat waktu istirahat dan rotasi kerja sehingga tidak mengalami kelelahan berlebih.

Untuk menambah tenaga medis, Dicky menyarankan, bisa diisi oleh para dokter muda, yang saat ini masih menunggu ujian profesinya atau mahasiswa kedokteran dan keperawatan tingkat akhir.

"Prediksi saya, perang melawan covid-19 ini bisa perlu waktu hingga 6 bulan ke depan. Sehingga ketahanan nasional kita harus dipersiapkan," kata Dicky.

Baca juga: 72 Tahun Terbentuk, Pertama Kalinya WHO Hadapi Pandemi seperti Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com