Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal karena Corona, Dokter Ini Minta APD untuk Tenaga Medis Dilengkapi

Kompas.com - 10/04/2020, 14:17 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Asosiasi Dokter Muslim memberikan penghormatan dan belasungkawa kepada Dr Chowdhury, yang bekerja di NHS selama lebih dari 20 tahun setelah bermigrasi dari Bangladesh.

"Kami sangat sedih dengan kematian Dr Abdul Mabud Chowdhury, Konsultan Ahli Urologi di Rumah Sakit Homerton, setelah berjuang untuk hidupnya dari Covid-19. Dia meninggalkan istri dan kedua anaknya. Pikiran dan doa kita bersama mereka. Semoga dia beristirahat dalam damai," ujar pernyataan asosiasi. 

Adnan Pavel, teman Dr. Chowdhury, menggambarkan dia sebagai mentor yang "antusias" untuk pemuda Bangladesh di Inggris dan seorang dermawan tanpa pamrih untuk orang-orang tidak mampu di Bangladesh.

"Dia adalah pria yang baik. Dia sering membantu semua orang," kata Pavel.

Kasus serupa di China

Meninggalnya dokter yang sempat memberi peringatan pada Pemerintah tidak hanya terjadi di Inggris.

Pada saat awal kemunculan virus corona, Dr Li Wenliang dari Wuhan sempat bersuara tentang bahaya virus corona jenis baru.

Seperti diberitakan Kompas.com (20/3/2020) Mendiang Dr Li merupakan salah satu dari sekelompok dokter di Wuhan yang mengunggah peringatan di media sosial tentang penyebaran virus corona, Desember 2019 lalu.

Dia mengirim pesan di media sosial kepada rekan-rekannya, memperingatkan adanya virus yang misterius.

Li kemudian ditegur polisi karena dianggap sudah menyebarkan kabar yang mengganggu ketenteraman sosial.

Dia diharuskan menandatangani persetujuan untuk tidak mengulanginya dan tidak melakukan tindakan lain yang "melanggar hukum". Kalau melanggar, dia akan dituntut.

Li lalu menandatangani pernyataan itu, dan kembali bekerja untuk menangani seorang pasien perempuan yang menderita glaukoma.

Baca juga: Seperti Carlo Urbani dengan SARS, Li Wenliang Meninggal karena Virus Corona

Dia tidak menyadari pasiennya itu mengidap virus corona. Penularan pun terjadi antar-manusia.

Keesokan harinya, Li mulai mengalami gejala batuk-batuk. Orang tuanya juga mengeluhkan sakit dan dirawat di rumah sakit pada 20 Januari 2020, ketika Beijing mengumumkan darurat virus corona.

Li sudah menjalani beberapa tes, tetapi semuanya menunjukkan hasil negatif hingga keluar pemeriksaan terbaru yang menyebutkan bahwa dia positif terkena virus corona.

Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Wuhan, dia menceritakan kisahnya di atas tempat tidur.

Berita kematiannya pun santer terdengar, tetapi Rumah Sakit Pusat Wuhan membantah laporan tersebut.

Tidak lama setelah itu, mereka mengonfirmasi bahwa Li Wenliang telah meninggal dunia pada Jumat (7/2/2020) pukul 02.58 waktu setempat di usia 34 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com