Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Mata Merah Bisa Jadi Gejala Covid-19, Waspadai Penularannya Melalui Air Mata

Kompas.com - 05/04/2020, 08:00 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com – American Academy of Opthalmology (AAO) memperingatkan, mata merah muda bisa menjadi salah satu gejala infeksi virus corona.

Melansir dari Business Insider (2/4/2020), peringatan itu muncul usai dua penelitian dan laporan anekdotal dari seorang perawat menyarankan mata merah muda adalah gejala yang diabaikan.

Sementara itu, para peneliti China baru-baru ini mengatakan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan timbulnya mata berwarna merah muda. 

Selain itu, mereka juga mengatakan virus itu juga bisa menyebar melalui air mata.

Hasil penelitian

Melansir dari American Journal of Managed Care, penelitian yang diterbitkan oleh JAMA Opthalmology itu menganalisis data dari 38 pasien yang terinfeksi Covid-19 dari Provinsi Hubei, China.

Mereka menemukan 12 orang di antaranya memiliki kondisi mata merah (konjungtivitis).

Dari ke 12 pasien tak satupun mengalami penglihatan kabur. Pada dua pasien, virus corona ada dalam cairan hidung dan mata.

"Beberapa pasien Covid-19 memiliki gejala okular, dan mungkin coronavirus baru hadir dalam sekresi konjungtiva pasien dengan COVID-19," kata peneliti Dr. Liang Liang dari Departemen Ophthalmologi di Universitas China Three Gorges di Yichang dikutip dari WebMD.

Baca juga: Beri Klarifikasi, Wakil Ketua KPK Tolak Pembebasan Koruptor dengan Dalih Covid-19

Konjungtiva sendiri merupakan lapisan jaringan transparan dan tipis yang melapisi kelopak mata bagian dalam serta menutupi bagian putih mata.

Liang menyebut kemungkinan hal itu terjadi pada pasien virus corona yang telah mengalami pneumonia parah.

Hal itu senada dengan laporan JAMA Opthalmology yang mengatakan, semakin parah Covid-19 seorang pasien maka semakin besar kemungkinannya untuk memiliki mata merah.

“Mengingat temuan ini, dokter dan perawat yang merawat pasien dengan COVID-19 harus mengenakan kacamata pelindung serta pakaian pelindung lainnya, topi dan sarung tangan,” kata Liang.

Baca juga: Efektifkah Berbelanja Menggunakan Sarung Tangan Saat Wabah Corona? Ini Penjelasannya

Hindari sentuh mata dan wajah 

Menanggapi penelitian tersebut, seorang dokter mata di Kota New York mengingatkan, agar orang-orang mengambil langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya mata merah muda.

Caranya adalah dengan menghindari menyentuh mata dan wajah serta sebaiknya selama adanya wabah virus corona untuk memilih menggunakan kacamata, dan bukan lensa kontak.

"Walaupun konjungtivitis adalah manifestasi yang jarang dari penyakit ini, kita harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah konjungtivitis, termasuk sering mencuci tangan," kata Dr. Prachi Dua, dokter spesialis mata di Rumah Sakit Manhattan Eye, Ear and Throat.

Ia menambahkan, pasien dan dokter harus sama-sama menyadari bahwa Covid-19 juga dapat bermanifestasi yang menimbulkan mata merah, bengkak hingga robek.

"Pasien-pasien ini harus mencari perawatan yang tepat untuk diagnosis dan pencegahan penularan yang tepat." tambahnya.

Alfred Sommer, seorang Profesor Epidemiologi dan Kesehatan Internasional di Sekolah Kesehatan Masyarakat John Hopkins , juga menanggapi penelitian ini.

"Ini adalah peringatan bagi orang-orang bahwa konjungtiva dapat menjadi sumber infeksi yang mungkin menyebar ke orang lain," katanya.

Baca juga: Kabar Baik di Tengah Wabah Corona: Robot Bantu Manusia Hadapi Covid-19

Penularan melalui air mata 

Itu berarti ada kemungkinan penyebaran Covid-19 melalui air mata, menular pada dokter yang memeriksa, serta menempatkan virus di jari-jari yang kemudian menyebar ke orang lain saat seseorang menggosok matanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, Pedoman American Academy of Ophthalmology memang merekomendasikan agar sebaiknya menunda dulu melakukan tes mata rutin selama pandemi.

"Orang-orang dapat menunggu satu atau dua bulan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin. Anda bisa mendapatkan kacamata baru yang diresepkan kapan saja, tidak harus melakukan itu di tengah epidemi" ujar Sommer.

Akan tetapi, ia mengingatkan untuk keadaan gawat darurat yang bisa mengancam penglihatan tetap harus segera diperiksakan dan dilakukan pengobatan.

Dikutip dari AJMC, Sommer mengingatkan bahwa peringatan awal Covid-19 sendiri datang dari Li Wenliang, dokter spesialis mata Wuhan yang juga meninggal akibat penyakit ini.

Saat itu, Wenliang percaya dirinya terinfeksi oleh pasien glaukoma asimptomatik.

Baca juga: Corona Ganggu Liga Basket Putri AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com