Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pramugari dan Pilot Singapura yang Terdampak Corona...

Kompas.com - 26/03/2020, 21:17 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu industri yang paling terkena dampak akibat pandemi virus corona atau Covid-19 adalah industri perjalanan atau travel.

Dengan mewabahnya virus corona hampir di seluruh dunia membuat orang-orang menunda atau membatalkan perjalanan mereka.

Hal itu berdampak pada para pekerja maskapai penerbangan seperti awak kabin.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

Bandara di Singapura adalah salah satu bandara tersibuk karena menjadi transit pesawat dari berbagai negara.

Salah satu yang terkena dampak adalah Singapore Airlines atau SIA.

Dilansir SCMP (26/3/2020), Singapore Airlines mengumumkan akan memangkas 96 persen kuotanya yang semula dijadwalkan bulan depan.

Seorang pramugari SIA (25) menceritakan gajinya sebulan tergantung seberapa banyak penerbangan yang dia ikuti. Makin banyak yang dibatalkan, makin sedikit yang didapat.

Dia telah mengajukan permohonan cuti yang tidak dibayar karena kemungkinan dipanggil untuk penerbangan selama periode ini sangat tidak mungkin.

Pramugari yang enggan disebut namanya itu tengah mempertimbangkan pekerjaan lain seperti membantu bibinya mengelola warung makan.

Padahal gaji membungkus beras hanya 7 dollar AS atau Rp 112.805 per jam.

Baca juga: Soal Rapid Test di Indonesia, Siapa yang Dites dan Bagaimana Prosesnya?

Pekerjaan paruh waktu

Pramugari lainnya (masih di Singapura), mengatakan ia telah memulai pekerjaan paruh waktu di sebuah toko ritel. Di sana dia bekerja 3 kali seminggu.

Pramugari tersebut (29) memulai pekerjaannya setelah melihat kerugian 50-80 persen dari penghasilan bulanannya.

Biasanya gaji bulanannya 3.500 dolar Singapura atau Rp 39.293.873.

Normalnya rata-rata dia bekerja 16 hari dalam sebulan. Tapi di bulan Maret hanya bekerja 6 hari.

Pramugari lainnya (50) yang telah bekerja di SIA selama 27 tahun mengakui wabah SARS tidak seburuk corona. Penerbangan kala itu hanya dibatalkan ke wilayah China. Namun kini di seluruh dunia.

"Kami khawatir pada saat itu, tetapi tidak sebanyak sekarang," ujarnya yang juga enggan disebut namanya.

Baca juga: PBB Ingatkan Ancaman Virus Corona Global, Lebih dari 20.600 Orang Dilaporkan Meninggal

Pemutusan hubungan kerja

Dia biasanya bekerja sekitar 20 hari dalam sebulan. Tapi sekarang hanya 6-8 hari sebulan.

Hal yang membuat miris adalah kini tiada jam terbang dan tunjangan singgah. Padahal itu adalah bagian terbesar dari gajinya.

Dia hampir tidak dapat membayar hipoteknya atau tetap membayar penjaga untuk merawat ibunya yang sakit. Kekhawatiran terbesarnya adalah penghematan.

Banyak pramugari adalah single parent. Banyak cicilan yang harus mereka bayarkan.

Mereka khawatir jika ada PHK. Mereka juga khawatir jika tidak dapat bekerja sebagai pramugari, entah pekerjaan apa lagi yang bisa dilakukan.

Maskapai penerbangan memiliki kebijakan ketat melarang pramugari memiliki 2 pekerjaan sekaligus. Namun beberapa pramugari kini terpaksa melakukan pekerjaan lain juga untuk memenuhi kebutuhannya.

Tetapi selain masalah finansial, ada hal lain yang menjadi kekhawatiran mereka.

Seorang pilot SIA mengungkapkan dia takut jika terdapat orang terinfeksi di pesawat.

Dia memikirkan risiko jika terinfeksi. Dirinya memiliki 2 anak di rumah. Mereka masih muda.

Selain itu dia juga memiliki orang tua yang berusia 80 tahun.

Dia berpikir tidak dapat pulang karena takut menginfeksi mereka. Lalu ke mana dia pergi?

Hotel menjadi pilihan. Dia menginap di hotel di negaranya sendiri.

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Timeline Wabah Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com