Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar Menangani Virus Corona dari Taiwan...

Kompas.com - 23/03/2020, 12:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Para ahli memperkirakan Taiwan sebagai sebuah negara yang berpenduduk 23 juta orang tersebut akan sangat terpengaruh oleh Covid-19.

Fakta yang terjadi, kendati 850.000 warganya tinggal di Daratan China, negara yang belum diakui PBB tersebut hanya memiliki 169 kasus yang dikonfirmasi dengan dua kematian.

Jumlah tersebut terhitung sangat rendah jika melihat kedekatan negara itu dengan China dan frekuensi penerbangan antar negara.

Baca juga: Update, Berikut 15 Negara yang Berlakukan Lockdown akibat Virus Corona

Ahli dari Universitas Stanford, menganalisis, keberhasilan Taiwan sebagian besar dipengaruhi oleh mobilisasi strategi awal dan rencana spesifik yang dipelajari Taiwan saat wabah SARS 2003 silam.

Jason Wang yang merupakan dokter anak dan Direktur Pusat Kebijakan, Hasil dan Pencegahan di Stanford University mengumpulkan data terkait bagaimana Taiwan menghadapi wabah sejak Januari.

Ia awalnya mengumpulkan data hanya untuk menentukan aman tidak terbang ke Taiwan pada Februari.

"Saya mencoba memahami tanggapan pemerintah jika itu efektif dan pada satu titik kolega saya, Bob Brook, mendengarkan cerita ini dan berkata, ini agak menarik, Anda bisa agak memahami apa yang mereka lakukan, mari kita buat daftar untuk membantu orang lain dan negara lain," ujar Wang sebagaimana dikutip dari ABC News.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

Data penyebaran virus corona secara global, per Senin (23/3/2020).scmp.com Data penyebaran virus corona secara global, per Senin (23/3/2020).

Tindakan awal

Usai wabah SARS, Taiwan mendirikan Pusat Komando Kesehatan Nasional dengan cabang yang khusus fokus pada respons wabah besar.

Cabang itu sekaligus sebagai pos komando pusat untuk komunikasi langsung secara transparan.

Saat Cina pada 31 Desember 2019 mengumumkan mengenai virus tak dikenal keluar dari Wuhan, pejabat Taiwan segera membatasi penerbangan ke dan dari negara itu.

Para penumpang juga mulai disaring.

Seminggu kemudian, Taiwan mulai mengarantina siapa pun yag menunjukkan gejala.

Selanjutnya pada 20 Januari, Taiwan secara resmi mengaktifkan Pusat Komando Epidemi Sentral cabang (CECC) di NHCC .

Pusat Komando tersebut memungkinkan koordinasi dengan berbagai kementerian dalam memberlakukan kebijakan dan strategi yang sudah ada.

“Selama dua bulan terakhir CECC yang dipimpin oleh menteri kesehatan dengan cepat menerapkan 124 tindakan. Mereka melakukannya dalam rentang lima minggu," kata dia.

Baca juga: Berikut Cara Membuat Hand Sanitizer Sendiri dengan Lima Bahan Sederhana

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com