Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pasien Corona di AS Didominasi Usia 20-44 Tahun...

Kompas.com - 20/03/2020, 08:01 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus infeksi virus corona telah mencapai lebih dari 200.000 di seluruh dunia pada Kamis, 19 Maret 2020.

Penelitian terbaru menunjukkan remaja tidak kebal terhadap Covid-19. Namun risiko kematian tetap lebih signifikan terjadi pada orang tua atau lansia.

Dilansir SCMP (19/3/2020), penelitian itu dilakukan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Baca juga: Mengenal Rapid Test dan Bedanya dengan Tes Corona Sebelumnya

Hal itu membuat Trump mendesak para millenial di sana memperhatikan jarak sosial atau social distancing.

Studi tersebut dilakukan terhadap 4.226 orang pasien yang terinfeksi virus corona di Amerika Serikat sejak 12 Februari hingga Senin, 16 Maret 2020.

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar seperlima dari 705 orang berusia 20-44, pada dasarnya mencakup millenial, dirawat di rumah sakit. Sebanyak 2-4 persen membutuhkan perawatan intensif.

Pengendara sepeda melintas di persimpangan 23rd street and 6th avenue, New York, Amerika Serikat, (30/7/2019).JUSTIN LANE/EPA-EFE Pengendara sepeda melintas di persimpangan 23rd street and 6th avenue, New York, Amerika Serikat, (30/7/2019).

Perawatan intensif

Dilansir New York Times (19/3/2020), Ada 121 pasien yang dirawat di unit perawatan intensif. Mereka adalah orang yang berusia di bawah 65 tahun.

Profesor epidemologi di Columbia University’s Mailman School of Public Health Stephen S. Morse mengatakan semua orang harus memperhatikan hal ini.

Tidak hanya orang tua. Tapi orang-orang berusia 20 tahun ke atas juga harus berhati-hati, meski mereka berpikir masih muda dan sehat.

Laporan yang dikeluarkan CDC juga mencatat usia pasien. Ada 2.449 pasien yang dilaporkan usianya dengan rincian:

  • 6 persen berusia 85 tahun ke atas.
  • 25 persen berusia 65-84 tahun.
  • 29 persen berusia 20-44 tahun.

Laporan tersebut tidak menyertakan informasi tentang apakah pasien dari segala usia memiliki faktor risiko yang mendasarinya, seperti penyakit kronis atau sistem kekebalan tubuh terganggu.

Jadi tidak mungkin menentukan apakah pasien remaja yang dirawat di rumah sakit lebih rentan terhadap infeksi serius daripada kelompok usia lainnya.

Baca juga: Ramai soal Biaya Pemeriksaan Covid-19 di RS Unair, Ini Penjelasannya

Kurva epidemi

Ilustrasi virus corona (Covid-19) di EropaShutterstock Ilustrasi virus corona (Covid-19) di Eropa

Tapi para ahli mengatakan, bahkan jika remaja dalam laporan tersebut adalah outlier medis, tetap saja faktanya remaja yang dirawat di rumah sakit adalah signifikan.

Outlier adalah data yang muncul memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com