Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatkan Negara yang Dinilai Tak Serius Tangani Virus Corona, WHO: Ini Bukan Latihan

Kompas.com - 06/03/2020, 16:35 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa banyak negara dinilai tidak cukup serius dalam menangani krisis virus corona.

Mereka menilai kesiapan rumah sakit dalam menghadapi lonjakan pasien di seluruh Eropa dan Amerika Serikat terbilang minim.

Italia, Perancis, Yunani, dan Iran mengalami lonjakan kasus infeksi. Sementara sebuah kapal pesiar di lepas pantai California berpotensi menciptakan episode baru virus corona setelah Diamond Princess.

WHO pada Kamis (5/3/2020) telah memperingatkan bahwa banyak negara dinilai tidak menunjukkan tingkat komitmen yang sesuai dengan ancaman wabah itu.

"Ini bukan latihan. Epidemi ini adalah ancaman bagi setiap negara, baik kaya maupun miskin," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir dari AFP  (6/3/2020).

Tedros meminta para kepala pemerintahan di setiap negara untuk bertanggung jawab atas respon dan mengkoordinasikan semua sektor, bukan hanya menyerahkan kepada kementerian kesehatan.

Apa yang dibutuhkan dunia saat ini menurut Tedros adalah "kesiapan agresif".

Baca juga: Saat Virus Corona Mengubah Beberapa Tradisi: Dari Jabat Tangan hingga Cipika Cipiki

Sebuah survei terhadap ribuan perawat mengenai kesiapan rumah sakit di Amerika Serikat, hasilnya cukup menyedihkan.

"Mereka menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit negara kita tidak siap untuk menangani Covid-19 dengan aman," kata Jane Thomason, ahli kesehatan industri untuk National Nurses United. 

Sementara Direktur National Nurses United Bonnie Castillo mengatakan, perawat bekerja tanpa peralatan pelindung pribadi yang diperlukan dan kurangnya pelatihan dalam penanganan wabah virus corona.

Kongres AS telah meloloskan RUU pengeluaran dana darurat senilai 8,3 miliar dollar AS untuk memerangi virus corona.

Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump meremehkan risiko dengan menyangkal kesimpulan WHO tentang angka kematian 3,4 persen adalah kesalahan.

Di saat China mengalami tren penurunan kasus, negara di luar China justru menunjukkan peningkatan tren.

Korea Selatan memiliki kasus terbesar di luar China dengan total infeksi 6.284 dan 42 kematian.

Baca juga: Tangani Pasien Covid-19, Petugas Medis di Iran Jaga Semangat Bekerja dengan Menari...

Sementara Italia yang memiliki wabah terbesar di Eropa, telah memerintahkan penutupan sekolah dan kampus hingga 15 Maret setelah peningkatan kasus kematian secara tajam hingga menjadi 148 orang.

Perancis juga melaporkan lonjakan tajam dalam kasus infeksi menjadi 423 dengan tujuh kematian.

Presiden Perancis Emmanuel Macron pun mengeluarkan peringatkan bahwa negaranya sedang menuju ke arah epidemi yang tak terhindarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com