Junita sebagaimana dikutip dari Kompas.com (22/06/2012) menjelaskan pembalut herbal dengan pembalut biasa sebenarnya sama saja.
Kandungan antibakteri dan antioksidan sebenarnya tak terlampau perlu.
Pasalnya, kandungan herbal atau antibakteri yang terkandung dalam pembalut hanya bekerja di permukaan vagina, tak sampai masuk ke liang vagina sehingga tak bisa mengobati sampai ke dalam
“Intinya, sih, membuat nyaman. Apakah daya serapnya baik dan ukurannya pas? Itu saja cukup. Karena ada juga, kan, pembalut yang penyerapannya tidak maksimal,” kata dia.
Jumlah darah haid setiap perempuan berbeda-beda, sehingga sebetulnya tak ada aturaan baku terkait jangka waktu penggantian.
Yang terpenting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan vagina selama menstruasi dengan rutin mengganti pembalut.
Waktu terbaik adalah mengganti segera ketika sudah merasa lembab, dirasa cukup penuh dan tak nyaman. Umumnya setiap empat hingga enam jam sekali.
Junita mengatakan, tak disarankan menunda penggantian pembalut, pasalnya perempuan menghasilkan bahan sekresi yang bersifat basa saat menstruasi.
Jika darah haid didiamkan telalu lama pembalut bisa menjadi tempat berkembang biak jamur.
Baca juga: Melihat Pelibatan Perempuan dalam Aksi Terorisme...
Dr Susie Rendra, SpKK sebagaimana dikutip dari Kompas.com (04/03/2013) pernah menyampaikan alergi atau iritasi yang dialami wanita saat menggunakan pembalut berbeda-beda penyebabnya.
Bisa karena tak cocok dengan bahan, terlalu tebal atau tipis, peangi, atau bagian sayap.
Apabila alergi terjadi usai penggunaan pembalut merek tertentu maka sesegera mungkin harus ganti pembalut.
Ia mengimbau agar para wanita tak merasa rugi dengan pembalut yang sudah terlanjur dibeli serta segera gunakan pembalut merek lain.
Masih dari sumber yang sama, Susie menyampaikan mencuci pembalut tidak perlu untuk dilakukan.
Hal ini karena fungsi pembalut adalah menampung darah kotor.
Sifatnya disposable yang memungkinkan produk dapat dibuang setelah digunakan.
Jika dicuci, gel di pembalut justru akan keluar bersama darah dan bisa mengotori area sekitar.
“Ini malah tidak higienis,” ujar Susie saat itu.
Pembalut bekas sebaiknya dimasukkan ke kantong kertas yang ramah lingkungan sebelum dibuang. Setelah itu, cuci tangan dengan sabun sampai bersih.
Baca juga: Kenali Linea Nigra, Garis Samar yang Ada di Perut Perempuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.