Banyak piala dan medali pernah ia raih selama kurang lebih 13 tahun selama di dunia bulu tangkis hingga ke Australia, Inggris, Denmark, Belanda, Jerman, India, dan Iran.
"Medali saya simpan begitu saja di laci, kalau piala saya taruh di atas lemari," katanya lagi.
Sejak memilih untuk menggantung raket, Tati mengaku tak lagi tertarik di dunia bulu tangkis. Bahkan, menonton pertandingan bulu tangkis di layar pun tidak.
Baca juga: Mengenang Marie Fredriksson, Vokalis Roxette Sekaligus Survivor Kanker Otak
Kegiatan bulu tangkis membuat sekolah Tati terganggu.
"Saya harus memilih main badminton atau sekolah. Saya memilih main badminton karena senang mendengar sorakan penonton," ujar dia.
Disebutkan, ia tak menamatkan pendidikan SLTPnya.
Meski begitu, ia mengaku tidak pernah menyesal pada pilihan tersebut, walaupun uang hasil bermain bulu tangkis yang masih dapat terlihat hanya sebuah rumah dan motor Vespa warna merah buatan tahun 1984.
"Setelah Uber Cup tahun 1975, saya beli motor Vespa baru, rasanya senang sekali bisa ngebut. Tahun 1982 saya sempat beli mobil, tetapi enggak lama kemudian saya jual lagi. Uangnya saya jadikan rumah dan Vespa yang saya pakai sampai sekarang," tuturnya.
Baca juga: Mengenang R Soeprapto, Bapak Kejaksaan yang Berani Menolak Perintah Bung Karno
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.