Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meninggal Dunia, Berikut Perjalanan Legenda Bulu Tangkis Tati Sumirah

KOMPAS.com - Pebulu tangkis Indonesia Tati Sumirah meninggal dunia di usia 68 tahun pada Kamis (13/2/2020) malam.

Tati meninggal di RSUP Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur sekitar pukul 22.25 WIB.

Ia merupakan atlet bulu tangkis yang berhasil mengantarkan Indonesia untuk pertama kalinya memboyong Piala Uber 1975.

Tak kurang dari empat kali perempuan kelahiran Jakarta, 9 Februari 1952 ini memperkuat tim bulu tangkis Indonesia merebut Piala Uber.

Selain itu, ia juga pernah meraih medali emas dalam pagelaran PON VIII tahun 1973, Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis 1974, Invitasi Bulu, Asian Games 1974, Tangkis Dunia 1974 dan 1975.

Dikabarkan Harian Kompas, 15 Februari 1980, Tati tampil sebagai juara tunggal putri dalam seleksi nasional bulu tangkis di Istora Senayan.

Ia berhasil menyapu bersih seluruh set dari keempat lawannya.

Pada final kejuaraan bulu tangkis wilayah Jakarta Selatan di Istora Senayan 17 Februari 1983, Tati dari klub Tangkas bermain melawan Noviyanti Mawardi dalam nomor tunggal putri dewasa.

Di semifinal, Tati mengalahkan rekan satu klubnya Lily Emmy dengan skor 11-0 dan 11-3.

Kejuaraan ini diikuti 942 peserta yang mempertandingkan dari kelompok anak-anak hingga veteran putra-putri yang melibatkan 36 klub anggota PBSI Jakarta Selatan.

Pramuniaga apotek

Pemberitaan Harian Kompas, 25 Mei 2003, pemain bulu tangkis berambut pendek ini pernah bekerja sebagai pramuniaga apotek.

Saat itu, Tati bercerita bahwa ia meninggalkan dunia bulu tangkis sekitar tahun 1982 karena seleksi alam.

Pemain muda mulai tampil cemerlang, sedangkan prestasinya justru menurun.

Tati juga pernah menjadi pelatih bulu tangkis.

"Tahun 1982, saya sempat menjadi pelatih bulu tangkis di daerah Kelapa Gading, tetapi hanya beberapa bulan. Saya berhenti melatih karena jumlah anak yang tertarik bulu tangkis makin berkurang, mereka lebih suka bermain tenis atau berenang," kata Tati.

Banyak piala dan medali pernah ia raih selama kurang lebih 13 tahun selama di dunia bulu tangkis hingga ke Australia, Inggris, Denmark, Belanda, Jerman, India, dan Iran.

"Medali saya simpan begitu saja di laci, kalau piala saya taruh di atas lemari," katanya lagi.

Sejak memilih untuk menggantung raket, Tati mengaku tak lagi tertarik di dunia bulu tangkis. Bahkan, menonton pertandingan bulu tangkis di layar pun tidak.

Tidak menyesal

Kegiatan bulu tangkis membuat sekolah Tati terganggu.

"Saya harus memilih main badminton atau sekolah. Saya memilih main badminton karena senang mendengar sorakan penonton," ujar dia.

Disebutkan, ia tak menamatkan pendidikan SLTPnya.

Meski begitu, ia mengaku tidak pernah menyesal pada pilihan tersebut, walaupun uang hasil bermain bulu tangkis yang masih dapat terlihat hanya sebuah rumah dan motor Vespa warna merah buatan tahun 1984.

"Setelah Uber Cup tahun 1975, saya beli motor Vespa baru, rasanya senang sekali bisa ngebut. Tahun 1982 saya sempat beli mobil, tetapi enggak lama kemudian saya jual lagi. Uangnya saya jadikan rumah dan Vespa yang saya pakai sampai sekarang," tuturnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/14/104848065/meninggal-dunia-berikut-perjalanan-legenda-bulu-tangkis-tati-sumirah

Terkini Lainnya

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 19-20 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

[POPULER TREN] Status Gunung Ruang Jadi Awas | Kasus Pencurian dengan Ganjal ATM

Tren
Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Menlu Inggris Bocorkan Israel Kukuh akan Respons Serangan Iran

Tren
Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa

Tren
Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Menelisik Video Prank Galih Loss yang Meresahkan, Ini Pandangan Sosiolog

Tren
'Tertidur' Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

"Tertidur" Selama 22 Tahun, Ini Penyebab Gunung Ruang Meletus

Tren
Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tidak Menghabiskan Antibiotik Resep Dokter Bisa Sebabkan Resistensi, Ini Efek Sampingnya

Tren
Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Video Burung Hinggap di Sarang Semut Disebut untuk Membersihkan Diri, Benarkah?

Tren
Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Membandingkan Nilai Investasi Apple di Indonesia dan Vietnam

Tren
Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Penyebab dan Cara Mengatasi Kulit Wajah Bertekstur atau “Chicken Skin”

Tren
Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Benarkah Pertalite Dicampur Minyak Kayu Putih Bisa Menaikkan Oktan?

Tren
Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Viral, Video Truk Melaju Tak Terkendali Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Kronologinya

Tren
Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Kemenkes Catat Kasus Kematian DBD Naik Nyaris 3 Kali Lipat Dibandingkan 2023

Tren
5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

5 Fakta Seputar Gunung Ruang Meletus, Berpotensi Tsunami

Tren
Bandara Sam Ratulangi Ditutup mulai Hari Ini akibat Erupsi Gunung Ruang

Bandara Sam Ratulangi Ditutup mulai Hari Ini akibat Erupsi Gunung Ruang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke