Firzie saat itu sedang melanjutkan pendidikan S2 di Newcastle. Ia ingat, dipanggil interview di Etihad, markas City pada Februari 2014.
"Lalu 9 bulan terakhir saya kerja di sana. Karena masih student, saya kerjanya bolak-balik dari Newcastle," katanya saat dihubungi Kompas.com.
Firzie mengatakan, posisi Dalipin di Manchester City sebagai Indonesia Media Executive. Memulai dari nol dengan membuat website.
Termasuk CMS dan meletakkan sistem kerja media internasional.
"Pada 2014 tim media masih kesulitan akses ke pemain. Pelatih Pellegrini sangat protektif terhadap pemainnya. Dalam perkembangannya mereka mengubah pemainya lebih aksesibel kepada media," tuturnya.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Munich 1958 yang Menewaskan 8 Pemain Manchester United
Bersamaan dengan Firzie ada juga Amal Ganesha sebagai Media Executive di City. Jika Firzie hanya sampai Desember 2014, Amal hingga Januari 2015.
Sebagai bagian dari tim media internasional, jobdesk mereka menyampaikan konten dan mengembangkan strategi komunikasi kepada penggemar Indonesia.
Yaitu mengelola situs web klub dan media sosial, memproduksi konten untuk situs web setiap hari, menghadiri konferensi pers dan wawancara juga mengembangkan strategi media.
"Menciptakan konten juga menjaga hubungan dengan fans di indonesia," papar Firzie.
Bekerja di klub Manchester City menurut Firzie adalah pengalaman berharga. Bekerja di lingkungan multinasional di tim media dengan 13 orang mengisi 9 bahasa berbeda.
Mulai bahasa Perancis, Korea, China, Malaysia Spanyol, Portugis dan lainnya.
"Mengenal karakter dan bekerja dengan standar internasional. Juga etos kerja dan effectively di waktu yang ditentukan," tuturnya.
Baca juga: Liverpool Masih Penasaran dengan Rekor Milik Manchester City
Selama di City, ia juga melihat bagaimana klub mempunyai visi dan values yang jelas. Ada cara tertentu untuk mencapai tujuan tapi tidak sembarangan.
City menurutnya momosisikan diri sebagai perusahaan global tapi rasa lokal. Mengubah lahan kosong bekas pabrik yang banyak limbah di sisi timur Manchester dijadikan akademi.
Juga membuka lapangan pekerjaan bekerjasama dengan komunitas lokal dan CSR.
Baru kemudian pada sekitar Maret 2015, masuk orang Indonesia berikutnya di Manchester City yaitu Hanif Thamrin.
Pengalaman kerja Hanif di klub yang saat ini dilatih Pep Guardiola itu dituangkan dalam buku yang kemudian diangkat ke layar lebar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.