Untuk menjadi anggota geng, mereka diberi target unjuk kekuatan dengan merampas kartu pelajar, kunci motor, dan tak jarang melakukan kekerasan kepada anak yang lain.
Diberitakan Harian Kompas (18/12/2016), klithih telah mengalami pergeseran makna.
Pergeseran makna klithih berbanding lurus dengan berubahnya karakter geng-geng anak muda sekarang.
Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Soeprapto, melihat aksi yang dilakukan mereka sekarang bukan sekadar pengungkapan identitas diri.
Melainkan lebih liar dan agresif dengan modus operandi yang berbeda.
Menurutnya, dulu konflik antargeng sekolah terjadi ketika ada salah seorang siswa berkonflik atau bertengkar, lalu muncul solidaritas dari teman-temannya.
Tapi sekarang tidak ada apapun mereka langsung mencari musuh.
Saat bertemu anak sekolah lain di jalan langsung mengejek, memepet dan menyerempet sepeda motor, memukul, bahkan membacok.
Baca juga: Seorang Pengemudi Ojek Online Diserang, Apakah Benar Klithih?