Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Klithih, Ini Geng-Geng Lain yang Mendahuluinya

KOMPAS.com - Jagat dunia maya, khususnya Twitter sempat diramaikan oleh tanda pagar (tagar) #DIYdaruratklitih.

Hingga Selasa (4/02/2020) sekitar pukul 08.00 WIB, setidaknya ada lebih dari 30.000 twit dengan tagar #DIYdaruratklitih.

Sejarawan UGM Julianto Ibraham mengatakan fenomena kriminalitas jalanan yang melibatkan remaja atau kerap disebut dengan klitih oleh masyarakat Yogyakarta tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kekerasan di Yogyakarta.

Hal itu sebagaimana disebutkan di Harian Kompas (21/01/2020).

Berikut ini beberapa kelompok kriminal atau pelaku kekerasan lain yang muncul jauh sebelum klitih:

1. Kaum Bandit

Bandit merupakan kelompok kriminal atau pelaku kekerasan yang muncul pada 1945-1955.

Nama bandit bisa berbeda-beda di setiap daerah. Salah satunya Jagoan Grayak yang terkenal di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Namun Jagoan Grayak mulai kehilangan pengaruh pada 1955.

Hal itu seiring dengan dibasminya gerombolan Merapi Merbabu Complex yang dianggap memberontak negara.

2. Gali

Selain bandit, muncul fenomena gali pada 1970-an. Kata gali lalu menjadi akronim dari "Gabungan Anak Liar".

Julianto menjelaskan Gali sebenarnya terdiri atas orang-orang yang tidak mendapat tempat di rumah.

Mereka dari keluarga kaya, tetapi kurang diperhatikan. Akhirnya jalanan jadi tempat tinggal.

Selain itu mereka juga anak pejabat. Mereka ingin mencari jati diri dengan membuat geng motor, tetapi lambat laun mulai berbuat kriminal.

Pada 1980-an, kriminalitas gali kian intens dan meresahkan di Yogyakarta.

Bahkan konon dikabarkan sampai membunuh anak Komandan Kodim 0734 Yogyakarta saat itu.

Pada 1983-1984, Komandan Kodim 0734 Yogyakarta M. Hasbi memberantas gali di Yogyakarta.

Pemberantasan yang dikenal dengan istilah Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) itu meluas ke daerah lain. Dikenal juga dengan Penembakan Misterius (Petrus).

Akhirnya hal itu membuat para gali berhenti. Kekosongan itu diisi kelompok-kelompok lain, karena gali pendahulunya sudah pergi.

3. Geng

Kekosongan era itu (setelah sekitar 1984) lantas menghadirkan nama baru, yaitu geng.

Dua geng yang sangat populer di Yogyakarta saat itu adalah Joxzin dan Qzruh. Anggotanya remaja usia sekolah.

Berbagai tradisi seperti konvoi, bentrok menggunakan senjata tajam, dan vandalisme dimulai di era itu.

Setelah tawuran besar-besaran Joxzin vs Qzruh pada 1987, pemerintah daerah membekukan geng.

Namun, pembekuan tersebut justru membuat para pelajar membentuk geng-geng pelajar yang basisnya identitas sekolah.

Hasrat dan keinginan berkelahi diakomodasi geng sekolah.

4. Geng Sekolah

Berbagai geng sekolah terbentuk di SMA dan SMK. Tawuran antargeng marak dari 2000-2010.

Kebanyakan pelajar bergabung ke geng sekolah karena ingin menunjukkan eksistensi diri dan mendapat pengakuan.

Hal tersebut kemudian berkembang menjadi Klithih.

Dikutip Harian Kompas (29/09/2015), remaja yang melakukan klithih umumnya tergabung dalam geng atau kelompok remaja nakal dari sekolah tertentu.

Klithih dipakai sebagai ajang inisiasi anggota geng baru.

Untuk menjadi anggota geng, mereka diberi target unjuk kekuatan dengan merampas kartu pelajar, kunci motor, dan tak jarang melakukan kekerasan kepada anak yang lain.

Diberitakan Harian Kompas (18/12/2016), klithih telah mengalami pergeseran makna.

Pergeseran makna klithih berbanding lurus dengan berubahnya karakter geng-geng anak muda sekarang.

Sosiolog kriminalitas dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Soeprapto, melihat aksi yang dilakukan mereka sekarang bukan sekadar pengungkapan identitas diri.

Melainkan lebih liar dan agresif dengan modus operandi yang berbeda.

Menurutnya, dulu konflik antargeng sekolah terjadi ketika ada salah seorang siswa berkonflik atau bertengkar, lalu muncul solidaritas dari teman-temannya.

Tapi sekarang tidak ada apapun mereka langsung mencari musuh.

Saat bertemu anak sekolah lain di jalan langsung mengejek, memepet dan menyerempet sepeda motor, memukul, bahkan membacok.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/05/105517165/ramai-soal-klithih-ini-geng-geng-lain-yang-mendahuluinya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke