Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di 5 Negara Eropa

Kompas.com - 31/01/2020, 20:05 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lima negara di Eropa telah mengkonfirmasi adanya virus Corona. Mereka adalah Perancis, Italy, Jerman, Finlandia, dan Inggris.

Di kelima negara tersebut, ada 15 pasien yang terinfeksi virus Corona dan masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi.

WHO telah merespons penyebaran virus Corona yang semakin meluas ini dengan mengumumkan status darurat global.

Lantas bagaimana perkembangan terkini kasus virus Corona di Eropa?

Di Perancis, pemerintah telah mengonfirmasi tiga kasus pertama pada Jumat (24/10/2020), kasus keempat pada Selasa (28/2/2020) dan kelima pada Rabu (29/1/2020).

Menteri Kesehatan Perancis Agnes Buzyn mengatakan, pasien kelima Perancis merupakan anak perempuan dari pasien sebelumnya yang telah terinfeksi.

"Kami sekarang memiliki lima kasus, dua di antaranya berada dalam pengawasan," kata Buzin, dilansir dari Reuters (30/1/2020).

Sama halnya dengan Perancis, Jerman sejauh ini memiliki lima pasien virus Corona.

Baca juga: Kasus Virus Corona di China Lampaui Wabah SARS 2002-2003 Silam

Penularan virus corona

Bahkan, salah satu pasiennya menjadi kasus penularan dari manusia ke manusia yang pertama diketahui di Tiongkok.

Menurut Kementerian Kesehatan Jerman, pasien kelimanya berasal dari bagian selatan negara Bavarian yang berasal dari perusahaan yang sama dengan kasus sebelumnya.

Tiga kasus lainnya merupakan pekerja di perusahaan pemasok suku cadang mobil, Webasto.

Hingga Kamis (30/1/2020) malam, tak ada karyawan lain di perusahaan itu yang positif terinfeksi virus Corona, seperti dilansir dari DW (30/1/2020).

Sekitar 110 orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien terinfeksi masih menjalani pemeriksaan.

Sementara itu, Italia telah melaporkan adanya dua kasus di negara Pizza itu.

Dua pasien yang dinyatakan positif virus Corona merupakan wisatawan China dan sedang dirawat di Lazzari Spallanzani, institut nasional yang menangani penyakit menular di Roma.

Seiring meningkatnya penyebaran virus Corona, orang-orang China di Italia justru dijadikan sasaran rasis, dikutip dari Guardian (31/1/2020).

Baca juga: Saat Ratusan Pasien Virus Corona di Sejumlah Negara Telah Sembuh...

Langkah antisipasi

Di Finlandia, kasus pertama telah dikonfirmasi pada Kamis (30/1/2020), setelah sebelumnya wanita berusia 32 tahun telah dirawat sejak 28 Januari.

Diketahui wanita tersebut telah tinggal lama di Wuhan, Hubei dan datang ke Finlandia pada 23 Januari 2020, dilansir dari Helsinki Times (30/1/2020).

Kementerian Kesehatan Finlandia mengatakan, sebanyak 24 orang di negaranya berpotensi terinfeksi virus itu.

Mereka kini tengah menyiapkan karantina bagi orang-orang tersebut sebagai langkah antisipasi.

Inggris menjadi negara terakhir yang mengkonfirmasi adanya kasus virus Corona di negaranya.

"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa dua pasien di Inggris, yang merupakan anggota dari keluarga yang sama, telah diperiksa dan positif terkena virus corona," kata Kepala Petugas Medis Inggris Profesot Chris Whitty, dilansir dari Guardian (31/1/2020).

Baca juga: Resmi Darurat Internasional, Virus Corona Sebabkan Kematian 213 Orang, Hubei Jadi Lokasi Terbanyak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com