Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Kehidupan Warga Wuhan Satu Minggu setelah Terisolasi akibat Virus Corona

Kompas.com - 30/01/2020, 12:45 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Genap satu minggu warga Wuhan terisolasi akibat munculnya virus corona.

Sejak Kamis (23/1/2020) minggu lalu, pihak berwenang mengumumkan pembatasan perjalanan terhadap penduduk kota Wuhan, China, termasuk menutup bandara Wuhan, stasiun kereta api, dan transportasi umum.

Kota-kota lain di Provinsi Hubei kemudian mengikutinya pada beberapa hari selanjutnya.

Baca juga: [REAL TIME - LIVE] - Pantau Sebaran Virus Corona di Sini

Sekitar 5 juta penduduk meninggalkan Wuhan sebelum kota itu terisolasi. Namun, masih ada sekitar 9 juta lainnya yang bertahan di ibukota provinsi Hubei itu.

Bagi warga Wuhan, dunia saat ini hanya sebatas rumah mereka dan terpaksa mencari cara lain untuk mengisi waktu hingga kota kembali dibuka.

Tak sedikit pula dari mereka yang memutuskan untuk membantu penanganan virus corona Wuhan.

Baca juga: Virus Corona Menyebar, Bagaimana Kabar Mahasiswa Indonesia di Wuhan?

Menjadi relawan

Salah satunya adalah Liang Liang, pebisnis yang bergabung dengan 4.000 orang untuk membantu staf medis dan mengangkut berbagai kebutuhan.

Dikutip dari SCMP (30/1/2020), Liang pulang pada 10 malam setelah menjalani hari yang melelahkan di balik kemudinya.

Ia mengaku, keputusannya untuk menjadi relawan karena ia kasihan melihat penderitaan pegawai rumah sakit.

"Video dan foto di dunia maya menunjukkan staf medis bekerja dalam kondisi tragis dan kekurangan pasokan alat pelindung. Saya merasa sangat sedih melihat gambar-gambar itu," kata Liang.

Dalam sepekan terakhir, Liang telah mengangkut 100 staf medis, mengirim puluhan ribu masker dan ribuan pakaian pelindung ke rumah sakit.

Sejumlah pengemudi secara sukarela mulai bekerja pada jam 5 pagi dan seringkali pulang hingga larut malam.

Mereka tak mempedulikan rekomendasi pihak berwenang untuk tetap tinggal di rumah dan mengambil risiko tertular virus corona karena melakukan kontak dengan para dokter dan pasien.

"Jika disebut tak khawatir terinfeksi virus, itu adalah bohong. Aku khawatir. Tapi, melihat situasi saat ini, rasanya motivasi saya untuk menolong lebih besar dibandingkan kekhawatiran terhadap kesehatanku. Saya juga berharap agar beruntung dan tidak terinfeksi," kata Liang.

Baca juga: Percaya China Bisa Atasi Virus Corona, WHO: Tak Perlu Evakuasi Warga Asing dari Wuhan

Cemas

Isolasi Kota Wuhan juga membuat Wang Wei, seorang profesor teknik elektro di Huazhong University of Science and Technology, cemas karena keterbatasan obat.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com