Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tunggu Izin China, AS Akan Kirim Tim Bantuan Atasi Virus Corona

Kompas.com - 29/01/2020, 15:40 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Amerika Serikat telah meminta izin kepada Pemerintah China untuk mengirimkan tim ahli guna menangani wabah virus corona

Seperti diketahui, saat ini virus corona tengah menjangkiti di sejumlah wilayah negara itu.

Tim ahli itu datang dari Centres for Disease Control and Prevention (CDC) AS. Tim itu diproyeksikan dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lokal dalam menangani virus yang sejauh ini sudah memakan lebih dari 132 korban jiwa.

AS juga meminta agar China menampilkan data lengkap soal banyaknya kasus yang terkonfirmasi, karena medis di seluruh dunia berjuang untuk menahan persebaran virus terus meluas.

Sekretaris Health and Human Services, Alez Azar mengatakan, pihaknya menunggu respons dari Pemerintah China atas permintaan izin untuk mendatangkan tim ahli dari AS untuk bekerja, baik dengan sistem bilateral maupun di bawah kewenangan WHO.

"Penawaran itu, kami harap Pemerintah China akan mengizinkan kami. Para ahli CDC siap, bersedia, dan dapat langsung pergi ke Cina, baik untuk kerja bilateral atau di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia," kata Azar, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Update! 132 Orang Meninggal, 17 Negara Ini Konfirmasi Terinfeksi Virus Corona

Bagi CDC, jika mereka diizinkan untuk ikut bergabung secara langsung di China, banyak hal yang akan didapatkan.

Salah satunya mempercepat penemuan vaksin dan cara perawatan yang tepat untuk menangani virus baru ini.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS, Anthony Fauci menyebut tidak ada terapi yang hingga saat ini terbukti tepat untuk menangani infeksi virus corona.

Fauci yakin, dengan menemukan lebih banyak isolat akan membantu pengembangan antibodi monoklonal yang bisa jadi menjadi obat yang cocok untuk menangani virus corona.

"Ketika kami menangani SARS, kami mengembangkan antibodi monoklonal sebagai terapi potensial. Mengingat homologi yang agak dekat antara SARS dan virus corona baru, mungkin ada beberapa reaktivitas silang di sana yang dapat dimanfaatkan,” jelas Fauci.

Sementara itu, berdasar pada isolat yang diambil dari 5 kasus yang terkonfirmasi di AS, CDC berharap dapat menciptakan vaksin dalam uji coba pertama di tiga bulan ke depan.

Baca juga: Wapres Sebut Evakuasi WNI di Wuhan Masih Menunggu Sikap Pemerintah China

Penularan virus

China sebelumnya menyebut telah menemukan bukti bahwa virus 2019-NovCoV dapat tersebar sebelum gejala pada penderita nampak. Namun, mereka tidak mengizinkan CDC untuk melihat data yang ada.

Direktur CDC, Robert Redfield berharap pihaknya dapat diberi akses untuk turut terlibat dalam penelitian tersebut sehingga bisa mengenali sifat-sifat virus yang diketahui merupakan jenis baru ini.

Karena jika memang benar virus itu bisa sudah menjangkit sebelum korban menunjukkan gejala-gejala fisik tertentu, ini berarti sangat mengkhawatirkan dan dibutuhkan perhatian lebih besar.

"Jadi kami berharap dapat terlibat langsung di China untuk meninjau dan mengantongi data pastinya," kata Redfield.

Hingga saat ini, terdapat 110 orang di Amerika Serikat yang dicurigai terjangkit virus corona. Di antara semua itu, 5 orang dinyatakan positif terinfeksi.

 Baca juga: Tangkal Virus Corona, Singapura Terbitkan Kebijakan Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ramai soal 'Heatwave' Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Ramai soal "Heatwave" Melanda Negara-negara Asia, Apakah Berpotensi Terjadi di Indonesia?

Tren
Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Beda Surat Tilang Asli Polisi dan Penipuan yang Dikirim ke WhatsApp

Tren
Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Sepak Bola dan Nasionalisme Kita

Tren
Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Media Asing Soroti Kekalahan Indonesia dari Irak, Sebut Skuad Garuda Bermain Sangat Baik

Tren
Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com