Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Surili, Monyet Langka dari Jawa Barat yang Berpoligami

Kompas.com - 17/01/2020, 16:20 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Surili, monyet langka spesies primata endemik Jawa Barat, tampak berkeliaran di beberapa tempat di Desa Sukaraharja, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat.

Dilansir Antara, terdapat tiga ekor Surili yang menghebohkan warga di sejumlah tempat.

Ketiga ekor Surili tersebut pertama kali terlihat warga tengah mencari buah di sekitar makam di Kampung Pasirdogong, Desa Sukaraharja, yang lokasinya terletak di belakang kantor desa.

Lantas, apakah itu Surili?

Dikutip dari ksdae.menlhk.go.id, Surili yang memiliki nama latin Presbytis comata adalah spesies primata endemik Jawa Barat yang sering disebut sebagai monyet beruban.

Surili merupakan nama dalam bahasa Indonesia dan Sunda untuk menyebutkan monyet pemakan daun yang penyebarannya hanya terbatas di Pulau Jawa bagian barat.

Surili Jawa termasuk ke dalam keluarga Cercopithecidae genus Presbytis.

Surili Jawa memiliki ukuran tubuh sedang sampai besar. Ciri-ciri khas monyet ini yang membedakan dengan primata lainnya adalah warna bulu abu-abu di seluruh bagian tubuh, tetapi berwarna putih di bagian dada.

Rambut yang menutupi tubuh cukup panjang dan tebal, rambut di kepala memiliki jambul berujung runcing, alis meremang kaku mengarah ke depan.

Surili Jawa merupakan hewan yang hidup berkelompok dan umumnya dalam satu kelompok dipimpin oleh satu jantan dewasa dengan anggota betina beserta anak-anaknya.

Selain itu, Surili juga pernah menjadi maskot di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat pada tahun 2016.

Penggunaan Surili menjadi maskot di Pekan Olahraga Nasional (PON) Jawa Barat pada tahun 2016 tersebut bukan tanpa alasan.

Hal ini merupakan bentuk apresiasi dari pemerintah terhadap konservasi satwa endemik yang terancam punah ini.

Baca juga: Selain Udang Asal Sulawesi, Ini 5 Hewan di Indonesia yang Terancam Punah

Terancam punah

Surilihttp://ksdae.menlhk.go.id Surili

Satwa ini dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa dan menurut Red List IUCN berstatus endangered (terancam).

Kemudian, Surili dengan melihat status konservasi dan perannya di ekosistem, merupakan salah satu satwa keystone species (spesies kunci).

Pada umumnya, kelompok Surili terdiri atas satu ekor jantan dengan satu atau lebih betina (one male multi female troop), atau dengan kata lain Surili biasanya berpoligami.

Lalu, Surili umumnya senang memakan buah-buahan dan biji-bijian serta serangga.

Jenis tumbuhan yang sering menjadi pakannya antara lain kaliandra, pakis, kondang, alpukat, kopi, beunying, bungbuay, nangka, melinjo, dan nangsi.

Baca juga: 11,2 Juta Hektar Hutan Australia Terbakar, Koala dan Walabi Terancam Punah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com