Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tagar #BCSMelawan Trending, Tanda Suporter Mulai Peduli Kebijakan Klub

Kompas.com - 16/01/2020, 18:00 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu kelompok suporter PSS Sleman, Brigata Curva Sud (BCS) merasa kecewa terhadap beberapa kebijakan yang dilakukan oleh PT PSS.

Hal itu mereka tunjukkan dengan menggaungkan tagar #BCSMelawan di media sosial Twitter.

Tercatat, sedari malam kemarin Rabu (15/1/2020) hingga siang hari ini Kamis (16/1/2020), tagar tersebut masih memuncaki trending topik di Twitter.

Saat dikonfirmasi, pentolan BCS, Jaguar Tominangi membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan, salah satu penyebabnya yakni karena digantinya pelatih PSS Sleman yang awalnya dipegang Seto Nurdiantoro.

"Kami tidak mengerti atas dasar penggantian Seto dengan pelatih baru. Selama ini Seto menunjukkan prestasi," kata Janggo, sapaanya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (16/1/2020).

Baca juga: Lepas Seto, PSS Tunjuk Mantan Asisten Luis Milla Jadi Pelatih Kepala

Selain itu, kata Janggo, viralnya tagar ini juga sebagai bentuk protes BCS yang mengingatkan delapan tuntutan pada musim lalu yang belum dipenuhi. Salah satunya mengenai publikasi di situs resmi klub. 

"Kami menginginkan terkait publikasi klub itu melalui media klub. Kejadian kemarin justru tidak dilakukan," terangnya.

Seperti diketahui, pengumuman mengenai perkenalan pelatih baru PSS Eduardo Perez, Rabu (15/01/2020) justru tidak diberitakan oleh situs resmi dan akun media sosial klub. 

Peduli dan kritis

Dihubungi terpisah, pengamat sepak bola Weshley Hutagalung mengatakan bahwa munculnya tagar #BCSMelawan karena BCS melihat ada perubahan nyata dari cara bermain dan mereka melihat harapan.

"Harapan itu adalah salah satu kekuatan manusia. Jadi ketika mereka melihat ada harapan namun kemudian harapan itu lenyap tanpa mendapatkan kejelasan. Pasti muncul reaksi," kata Weshley.

Namun, imbuhnya, manajemen PSS Sleman pasti memiliki alasan tersendiri terkait digantinya pelatih lawas mereka.

Wehley menjelaskan, mungkin saja manajemen melihat adanya potensi tinggi yang dilihat dengan menghadirkan pelatih baru.

Ketika disinggung mengapa suporter saat ini mulai memperhatikan pemilihan staf atau pelatih di suatu tim, ia menjawab karena dua hal.

"Ada 2 sisi. Pertama tanda cinta dan menyatu dengan klub. Sementara yang kedua yakni ingin ikut mengelola tim dengan kekuatan suara yang mereka miliki," tutupnya.

Baca juga: Viral Tagar #BCSMelawan, Ini Pesan Seto untuk Suporter dan Pemain PSS Sleman

Sementara itu, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang juga intens dengan isu sepakbola lokal Fajar Junaedi ikut mengamati kondisi itu.

Menurut Fajar, aksi yang dilakukan suporter PSS adalah wujud kepedulian fans terhadap klub yang jadi pujaanya.   

"Hal ini menunjukan adanya peningkatan literasi sepak bola di kalangan suporter sepakbola. Alih-alih membabi buta dukung manajemen klub, suporter kritis terhadap kebijakan manajemen klub," kata dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com