Setelah pemulihan, korban mengalami gangguan kemampuan mengingat peristiwa yang terjadi selama periode keracunan zat/obat tersebut.
Dilansir dari BBC, GHB merupakan obat yang terpisah tetapi hampir identik dengan GBL (gamma-butyrolactone), suatu zat yang dijual secara legal sebagai pelarut industri tetapi menjadi GHB setelah masuk ke dalam tubuh.
Meski begitu, GHB juga memunculkan perasaan euforia dan dapat meningkatkan gairah seks pengonsumsinya.
Jika digunakan sembarangan, maka menimbulkan efek kejang-kejang, kehilangan kesadaran, dan bisa berhenti bernapas sama sekali.
Baca juga: Dikaitkan dengan Sosok Pemerkosa Reynhard Sinaga, Ini Tanggapan UI
Sementara itu, konsultan psikiater dan pendiri Global Drug Survey, Profesor Adam Winstock menyampaikan bahwa jika seseorang telah mengalami ketergantungan GHB dan ingin berhenti mendadak, maka bisa mengancam jiwa.
"Orang-orang dapat menjadi tergantung secara fisik, dan penarikan diri dapat mengancam jiwa," kata dia.
Karena kadarnya yang membahayakan, GHB dikategorikan kelas C, golongan psikotrofika (narkotika).
Oleh karena itu, penggunaan GHB harus dengan resep dokter.
Baca juga: Terungkap, Hasil Autopsi Kucing yang Dicekoki Ciu Positif Mati karena Alkohol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.