Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal dan Bahaya GHB, Obat yang Dipergunakan Reynhard Sinaga kepada Korbannya

Kompas.com - 07/01/2020, 18:07 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang warga Indonesia, Reynhard Sinaga dihukum seumur hidup oleh Pengadilan Manchester, Inggris atas tindakan perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 korban pria yang dilakukannya pada 1 Januari 2015 hingga2 Juni 2017.

Berdasarkan keterangan dari pejabat unit kejahatan khusus, Kepolisian Manchester Raya, Mabs Hussain, sejumlah bukti yang dihimpun menunjukkan kemungkinan korban Reynhard mencapai 190 orang.

Untuk menjaring korban-korbannya, Kepolisian Manchester Raya menyebut, modus yang digunakan Reynhard Sinaga yakni memasukkan obat yang diduga berupa GHB (gamma-hydroxybutyrate) dengan alkohol.

Lantas, apa itu GHB dan bahayanya?

Ahli toksikologi kimia dari Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Dr. rer. nat. Budiawan mengungkapkan bahwa GHB berfungsi sebagai neurotransmitter dalam sistem syaraf pusat.

"GHB itu adalah gamma-Hydroxybutyric acid yg berfungsi sebagai neurotrasmitter dalam sistem syaraf pusat kita," ujar Budiawan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2020).

Menurutnya, jika GHB dalam bentuk senyawa kimia obat atau drug (sintetisnya) maka GHB termasuk obat psiko aktif dan sebagai prekursor untuk GABA, glutamat, dan glisin di area otak tertentu.

Sementara itu, GHB dalam medis umumnya digunakan untuk anestesi dan sebagai pengobatan cataplexy (kelemahan otot sementara atau hilangnya kontrol otot yang terjadi secara tiba-tiba), narkolepsi, dan alkoholisme.

Baca juga: Dikaitkan dengan Sosok Pemerkosa Reynhard Sinaga, Ini Tanggapan UI

Menambah kinerja fisik

Di sisi lain, ketika GHB digunakan secara ilegal (tanpa resep dokter), maka obat ini menjadi bagian dari minuman keras dan menambah kinerja fisik, terutama dalam kasus pemerkosaan.

"Zat ini jika dikombinasi dengan alkohol maka akan mengurangi tingkat eliminasi alkohol dalam tubuh kita, bahkan dapat menyebabkan kematian," ujar Budiawan.

Kemudian, Budiawan mengungkapkan bahwa pada beberapa penelitian, GHB tergolong neurotoxisitas.

"GHB tergolong neurotoxisitas artinya dapat meracuni dan merusak sistem syaraf kita, karena dapat menyebabkan kecanduan dan efek negatif lainnya," lanjut dia.

Oleh karena itu, dosis yang digunakan untuk mengonsumsi GHB harus sesuai dengan resep dokter (tidak ilegal).

Baca juga: Disebut Kasus Pemerkosaan Terbesar dalam Sejarah di Inggris, Ini Modus Reynhard Sinaga

Mudah ditambahkan ke minuman

Menilik kasus pemerkosaan yang terjadi di Manchester, Budiawan mengungkapkan bahwa GHB tidak berwarna dan tidak memiliki aroma.

"Zat ini tidak berwarna dan tidak berbau, sehingga sangat mudah ditambah dalam minuman, saat dikonsumsi korban akan cepat merasa pusing dan mengantuk/tidak sadar," ujar Budiawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com