Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Penangkapan Saddam Hussein oleh Pasukan AS

Kompas.com - 13/12/2019, 07:24 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 16 tahun lalu, tepatnya 13 Desember 2003, mantan Presiden Irak Saddam Hussein ditangkap pasukan Amerika Serikat.

Selama 9 bulan, Saddam Hussein berada dalam persembunyiannya setelah dikudeta pada 20 Maret 2003 oleh AS yang melakukan invasi ke Irak.

Invasi tersebut didasari atas tudingan AS kepada pemerintahan Saddam yang dianggap menyimpan senjata kimia.

Meski demikian, tudingan itu tak pernah terbukti.

Rekam jejak Saddam

Saddam, yang menjabat sebagai Presiden Irak selama lebih dari 20 tahun itu lahir dari keluarga miskin di Tirkit, 100 mil dari Baghdad, pada 1937.

Dikutip dari Britannica, setelah pindah ke Baghdad pada usia muda, Saddam bergabung dengan Partai Baath, partai yang membesarkan namanya pada tahun 1957.

Ia ikut serta dalam beberapa percobaan kudeta di Irak dan menempatkan keponakannya, Ahmed Hassan al-Bakr sebagai Presiden Irak pada 1968.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tsunami Terjang Flores, Lebih dari 1.300 Orang Meninggal

Presiden al-Bakr hanya dianggap sebagai boneka dari Saddam Hussein yang telah menduduki jabatan tertinggi di Partai Baath.

Sebelas tahun kemudian, Saddam mengambil alih kekuasaan setelah al-Bakr mengundurkan diri pada 1969.

Di bawah kepemimpinannya, Irak berubah menjadi negara yang disegani dan memiliki pasukan militer yang kuat.

Berbeda dengan sikap Mesir yang memilih jalan kompromi dengan Israel, Saddam secara tegas menentang pendudukan Israel.

Ia juga mengecam perjanjian Camp David yang dilakukan oleh Presiden Mesir, Anwar Sadad di tahun 1978.

Pada awal tahun 1980, Irak terlibat perang dengan Iran akibat konflik di perbatasan.

Perang Teluk I tersebut menjadi perang terlama di abad ke 20 dan memakan korban jutaan jiwa dari kedua belah pihak.

Dua tahun berselang, Irak kembali terlibat perang dengan Kuwait pada 1990.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Tragedi Pembantaian 800 Penduduk di El Mozote

Invasi tersebut dilatarbelakangi oleh minimnya akses laut yang dimiliki oleh Irak sehingga tidak bisa melakukan ekspor minyak secara optimal.

Padahal, Irak saat itu sangat bergantung pada ekspor minyak untuk memulihkan perekonomian negara yang tengah memburuk usai Perang Teluk I.

Irak berhasil dipukul mundur oleh pasukan koalisi Barat. Sepanjang tahun 1990-an, Irak mendapat sanksi berupa embargo ekonomi dari PBB.

Petaka menimpa Saddam kala pasukan Amerika Serika melakukan invasi ke Negeri Seribu Satu Malam itu pada 2003.

History menuliskan, selain menuduh Saddam menggunakan senjata kimia, AS juga menuduh Irak melakukan penjualan minyak secara ilegal.

Setelah lari dari kejaran AS, Saddam juga ditemukan oleh pasukan AS ketika sedang bersembunyi di sebuah lubang sedalam enam kaki di luar kora Tikrit.

Pemimpin besar Irak itu kemudian menjalani eksekusi hukuman gantung pada 30 Desember 2006.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lahirnya PT Pertamina

Hingga saat ini, Irak tak kunjung menemui kedamaian dan kemakmuran.

Amerika Serikat yang dianggap sebagai "juru selamat" setelah mengambil alih pemerintahan pasca-kudeta, tak mampu membawa Irak ke arah yang lebih baik.

Bahkan, Irak terjerumus dalam perang saudara berkepanjangan akibat politik sektarian antara Sunni dan Syiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com