Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Tol Kembali Terjadi, Apa yang Salah?

Kompas.com - 01/12/2019, 19:13 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kecelakaan maut di Tol Cipali kembali terjadi. Kali ini berada di kilometer 113.200 jalur B Kampung Haniwung, Desa Gembor, Kecamatan Pagedan, Kabupaten Subang, Minggu (1/12/2019).

Akibat kecelakaan itu, enam orang meninggal dan satu orang lainnya mengalami luka berat.

Diduga sopir minibus kurang konsentrasi dan tidak memerhatikan adanya truk fuso di depannya, sehingga menabrak bagian belakang truk.

Menanggapi hal itu, peneliti Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dewanti mengatakan kecelekaan tol biasanya terjadi karena multi faktor.

Menurutnya, ada tiga komponen jika berbicara mengenai penyebab kecelakaan.

"Pertama dari sisi jalan dan lingkungan, kedua dari sisi kendaran, ketiga dari sisi orangnya," kata Dewanti kepada Kompas.com, Minggu 91/12/2019).

"Kalau untuk jalan tol, dari sisi geometriknya itu lebih bagus dibandingkan jalan umum. Jadi yang namanya kecelakaan itu tidak bisa dari single faktor, pasti multi faktor," lanjutnya.

Meski penyebab kecelakaan diduga karena sopir minibus tidak konsentrasi, tapi Dewanti juga menyoroti banyaknya truk yang over dimension dan over loading.

Hal itulah yang membuat truk sulit untuk berjalan cepat. Padahal ada aturan mengenai batas minimum kecepatan di jalan tol.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No 111 Tahun 2015, disebutkan bahwa kecepatan rendah adalah 60 kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan.

Baca juga: Kecelakaan Tol Jagorawi, Kenali 5 Faktor Penyebab Ban Mobil Pecah

Pengawasan

Untuk mengawasi batas kecepatan tersebut, Dewanti menyarankan pemasangan CCTV.

"Atau ada petugas yang melakukan pengecekan terhadap kecepatan kendaraan dengan membawa alat pengukur kecepatan yang sering kita kenal dengan speedgun," papar Dewanti.

Sayangnya, pemasangan CCTV atau menempatkan petugas pengawas saat ini belum sepenuhnya diterapkan di tol seluruh Indonesia.

Oleh karena itu, ia berharap ke depannnya agar setiap jalan tol ada kamera yang dipasang di titik-titik tertentu untuk mendeteksi kecepatan kendaraannya.

"Artinya terdeteksi melampaui batas kecepatan ya ditilang. Saya kira di negara-negara maju sudah menerapkan itu," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com