Selama tujuh bulan tersebut, Shin menjalani empat laga dan tim asuhannya hanya sekali meraup kemenangan, satu laga berakhir imbang, dan dua lainnya berkahir dengan kekalahan.
Baca juga: Tiga Syarat PSSI yang Harus Dipenuhi Luis Milla
Untuk kelompok usia U-23, Shin membawa anak asuhannya saat itu untuk memenangi seluruh laga, yakni sebanyak empat laga.
Selain berkarier sebagai pelatih Timnas Korea Selatan, Shin pernah menjadi asisten pelatih dan pelatih di level klub profesional.
Ia pernah menjasi asisten pelatih di klub asal Australia yakni Brisbane Roar.
Kariernya melatih tim profesional diwujudkan saat menahkodai tim di kasta tertinggi Liga Korea Selatan, K-League, tepatnya di Seongnam FC.
Selain Shin Tae-yong, PSSI juga mengundang pelatih asal Spanyol, Luis Milla.
Milla sebelumnya pernah melatih timnas senior dan U-23 Indonesia saat di Asean Games 2018.
Sayangnya, Milla gagal membawa Hansamu Yama dkk mencapai hasil maksimal pada Asian Games 2018.
Saat itu, timnas Indonesia hanya mampu melaju hingga babak 16 besar.
Dengan hasil tersebut, kontrak Milla akhirnya tak diperpanjang oleh PSSI.
Milla mengawali karier sebagai pelatih saat menangani tim Puzol asal Spanyol pada 2006-2007.
Pada 2007, ia menjadi asisten pelatih Michael Laudrup di klub asal Spanyol, Getafe.
Baca juga: Luis Milla dan PSSI Belum Bahas soal Gaji
Setahun kemudian, 2008, ia dipercaya untuk melatih timnas Spanyol di berbagai lintas usia, di antaranya U-17, U-19, dan U-20.
Saat mengasuh Timnas Spanyol U-17, Milla mampu membawa tim asuhannya memenangkan total tiga pertandingan yang dijalani.
Sementara, saat menjadi juru taktik di Timnas Spanyol U-19, Milla mendampingi tim tersebut sebanyak 15 kali dengan rincian 10 kali menang, 1 kali imbang, dan 4 kali kalah.