KOMPAS.com - Media sosial Twitter diramaikan dengan tagar #LuisMilla yang menjadi salah satu trending di Twitter Indonesia.
Tagar ini muncul merespons mulai diliriknya kembali Luis Milla sebagai kandidat pelatih kepala Timnas Indonesia.
Ada yang mendukung, ada pula respons sebaliknya.
Pada Selasa (19/11/2019) pekan lalu, PSSI mendengarkan pemaparan Shin Tae-yong.
Pertemuan PSSI dengan pelatih asal Korea Selatan tersebut dilakukan bertepatan dengan laga timnas Indonesia melawan Malaysia pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022, yang berlangsung di Kuala Lumpur.
Sementara, pertemuan PSSI dengan Luis Milla di Manila, Filipina, Jumat (30/11/2019) malam waktu setempat.
Luis Milla telah mempresentasikan programnya sebagai calon pelatih timnas Indonesia kepada PSSI.
Bagaimana rekam jejak kepelatihan kedua pelatih tersebut?
Catatannya tak terlalu cemerlang saat melatih Son Heung Min dkk.
Dari total 21 penampilannya melatih tim Negeri Ginseng, Shin mencatatkan mengantarkan tim tersbebut meraih 7 kemenangan.
Sementara, 6 laga berakhir imbang dan 8 laga berakhir dengan kekalahan.
Selain melatih timnas senior Korea Selatan, Shin juga pernah melatih Timnas Korea Selatan untuk kelompok usia U-20 dan U-23.
Saat menangani Timnas Korsel U-20, Shin hanya mendampingi tim tersebut selama tujuh bulan, yakni periode Januari-Juli 2017.
Selama tujuh bulan tersebut, Shin menjalani empat laga dan tim asuhannya hanya sekali meraup kemenangan, satu laga berakhir imbang, dan dua lainnya berkahir dengan kekalahan.
Untuk kelompok usia U-23, Shin membawa anak asuhannya saat itu untuk memenangi seluruh laga, yakni sebanyak empat laga.
Selain berkarier sebagai pelatih Timnas Korea Selatan, Shin pernah menjadi asisten pelatih dan pelatih di level klub profesional.
Ia pernah menjasi asisten pelatih di klub asal Australia yakni Brisbane Roar.
Kariernya melatih tim profesional diwujudkan saat menahkodai tim di kasta tertinggi Liga Korea Selatan, K-League, tepatnya di Seongnam FC.
Luis Milla
Selain Shin Tae-yong, PSSI juga mengundang pelatih asal Spanyol, Luis Milla.
Milla sebelumnya pernah melatih timnas senior dan U-23 Indonesia saat di Asean Games 2018.
Sayangnya, Milla gagal membawa Hansamu Yama dkk mencapai hasil maksimal pada Asian Games 2018.
Saat itu, timnas Indonesia hanya mampu melaju hingga babak 16 besar.
Dengan hasil tersebut, kontrak Milla akhirnya tak diperpanjang oleh PSSI.
Milla mengawali karier sebagai pelatih saat menangani tim Puzol asal Spanyol pada 2006-2007.
Pada 2007, ia menjadi asisten pelatih Michael Laudrup di klub asal Spanyol, Getafe.
Setahun kemudian, 2008, ia dipercaya untuk melatih timnas Spanyol di berbagai lintas usia, di antaranya U-17, U-19, dan U-20.
Saat mengasuh Timnas Spanyol U-17, Milla mampu membawa tim asuhannya memenangkan total tiga pertandingan yang dijalani.
Sementara, saat menjadi juru taktik di Timnas Spanyol U-19, Milla mendampingi tim tersebut sebanyak 15 kali dengan rincian 10 kali menang, 1 kali imbang, dan 4 kali kalah.
Sedangkan saat melatih Timnas Spanyol U-20, ia menjalani total 4 laga dengan 3 kemenangan dan 1 kekalahan.
Pada 2010, Milla juga dipercaya menahkodai Spanyol U-21 dengan total 20 laga.
Dari 20 laga tersebut, 15 kali menang, 4 kali hasil imbang, dan 1 kali menderita kekalahan.
Dua tahun kemudian, 2012, Milla ditunjuk sebagai pelatih tim nasional senior Spanyol.
Namun, keberlangsungan Milla sebagai pelatih timnas senior Spanyol hanya berjalan selama 3 laga dan tanpa kemenangan.
Ia hanya mampu meraih 1 kali hasil seri dan 2 laga berakhir dengan kekalahan.
Karier kepelatihannya berlanjut. Pada 2013, ia menjadi pelatih untuk tim asal Uni Emirat Arab yakni Al-Jazira.
Dua tahun kemudian, pada 2015, Milla kembali ke Spanyol untuk melatih tim CD Lungo.
Setahun berselang, ia pindah ke tim lainnya, Real Zaragoza.
Pada 2017, Milla ditunjuk PSSI melatih timnas senior dan timnas U-23 sebelum pada tahun 2018 kontraknya yang tak diperpanjang.
https://www.kompas.com/tren/read/2019/11/30/151111465/luis-milla-vs-shin-tae-yong-siapa-yang-bakal-dipilih-pssi