Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Temukan Satu dari Tujuh Anak Berpotensi Alami Penyakit Mental

Kompas.com - 24/11/2019, 18:22 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi terbaru menemukan bahwa satu dari tujuh anak berpotensi menderita penyakit mental.

Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan potensi penyakit kanker, diabetes, dan AIDS.

Penyakit mental yang dimaksud berkisar pada depresi, kecemasan hingga ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Dikutip dari Independent, riset tersebut melibatkan 1,3 juta anak Denmark yang dipantau sejak lahir hingga usia 18 tahun.

Dari jumlah anak yang diteliti, 14,6 persen anak perempuan dan 15,5 persen anak laki-laki didiagnosa menderita penyakit mental sebelum usia 18 tahun.

Mayoritas anak perempuan didiagnosis mengalami kecemasan dan anak laki-laki paling umum menderita ADHD.

Baca juga: Studi: Perempuan dan Laki-laki Sama Jagonya Kerjakan Matematika

Riset tersebut menemukan bahwa anak perempuan ditemukan lebih rentan terhadap skizofrenia, gangguan obsesif komplusif (OCD), dan gangguan suasana hati dibandingkan laki-laki.

Sementara itu, anak laki-laki lebih rentan terhadap penyakit mental pada usia yang lebih muda.

ADHD pada laki-laki akan memuncak pada usia delapan tahun dan 17 tahun perempuan.

Tren ini juga berlaku untuk penderita intellectual disability dan gangguan perkembangan lainnya pada anak laki-laki.

Gangguan makan pada anak perempuan (1,8 persen) juga lebih tinggi daripada anak laki-laki (0,28 persen).

Psikolog anak dari Aarhus University, Denmark, Profesor Soren Dalsgaard mengatakan, penelitian itu merupakan yang pertama di dunia.

"Temuan ini menunjukkan perkiraan yang tepat dari tingkat dan risiko semua gangguan mental selama masa kanak-kanak dan remaja. Sangat penting untuk perencanaan masa depan layanan, perawatan dan penelitian," kata Profesor Dalsgaard.

Baca juga: Studi Buktikan, Bayi Sudah Bisa Berhitung Sebelum Mengenal Angka

Pada bulan Oktober, laporan Pemerintah Inggris tentang kesejahteraan anak mengungkapkan bahwa hampir satu dari lima pemuda mengatakan mereka tidak bahagia dengan kehidupan mereka.

Selain itu, sebuah studi yang dilakukan oleh NHS pada bulan Juli lalu juga menemukan bahwa rujukan anak ke klinik kesehatan mental di Inggris naik hampir 50 persen selama tiga tahun.

Para ahli kesehatan mental dan guru menggambarkan situasi ini sebagai krisis serius.

"Pengetahuan tentang epidemiologi gangguan mental pada anak-anak dan remaja sangat penting untuk penelitian dan perencanaan layanan kesehatan," kata Profesor Dalsgaard.

Hasil penelitian tersebut dipubilkasikan di Jurnal JAMA Psychiatry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

7 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia, Indonesia di Urutan Kelima

Tren
Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Sejarah Head to Head Indonesia Vs Uzbekistan, 6 Kali Bertemu dan Belum Pernah Menang

Tren
Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Shin Tae-yong, Dulu Jegal Indonesia di Piala Asia, Kini Singkirkan Korea Selatan

Tren
Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Alasan Anda Tidak Boleh Melihat Langsung ke Arah Gerhana Matahari, Ini Bahayanya

Tren
Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Jejak Karya Joko Pinurbo, Merakit Celana dan Menyuguhkan Khong Guan

Tren
10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

10 Hewan Endemik yang Hanya Ada di Indonesia, Ada Spesies Burung hingga Monyet

Tren
Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal 'Grammar'

Kemendikbud Akan Wajibkan Pelajaran Bahasa Inggris untuk SD, Pakar Pendidikan: Bukan Menghafal "Grammar"

Tren
Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Semifinal Piala Asia U23 Indonesia Vs Uzbekistan Tanpa Rafael Struick, Ini Kata Asisten Pelatih Timnas

Tren
Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa M 4,8 Guncang Banten, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami

Tren
Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Soal Warung Madura Diimbau Tak Buka 24 Jam, Sosiolog: Ada Sejarah Tersendiri

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23 2024?

Tren
Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Penelitian Ungkap Memelihara Anjing Bantu Pikiran Fokus dan Rileks

Tren
Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Swedia Menjadi Negara Pertama yang Menolak Penerapan VAR, Apa Alasannya?

Tren
Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Bisakah BPJS Kesehatan Digunakan di Luar Kota Tanpa Pindah Faskes?

Tren
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Panas di Indonesia pada April 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com