Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Buktikan Pikun Berkaitan dengan Kepribadian saat Remaja

Kompas.com - 26/10/2019, 15:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Lupa, pikun, atau daya ingat menurun biasanya dikenal sebagai tanda-tanda seseorang yang sudah memasuki usia lanjut.

Sebab, seiring bertambahnya usia, kemungkinan mengalami penurunan fungsi kognitif otak pun semakin meningkat.

Salah satu penyakit yang berhubungan dengan penurunan daya ingat di usia lanjut adalah demensia.

Demensia merupakan gangguan yang menimbulkan kerusakan progresif pada sistem saraf yang akan menghasilkan sejumlah gejala, seperti penurunan daya ingat dan penalaran.

Namun, tahukah Anda jika demensia justru berkaitan dengan kepribadian di usia muda?

Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi internasional yang menyebutkan bahwa kepribadian di usia muda memiliki keterkaitan dengan risiko demensia di kemudian hari.

Baca juga: Awas, Hobi Makan Pedas Bikin Kita Cepat Pikun

Dikutip dari Healthline, riset yang diberi nama Project Talent meneliti 10 tipe kepribadian dari berbagai kalangan.

Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry.

Para peneliti melakukan survei kepada lebih dari 80 ribu peserta di sekolah menengah selama masa remaja mereka pada tahun 1960.

Survei tersebut kembali dilakukan pada akhir 1960-an dan awal tahun 1970-an.

Kepribadian energik punya risiko tinggi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang lebih tenang, lebih kuat, dan lebih dewasa di sekolah menengah memiliki risiko demensia lebih rendah di kemudian hari.

Keterkaitan ini menjadi lebih kuat dengan status sosial ekonomi yang lebih tinggi.

Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang lebih aktif dan energik memiliki risiko demensia lebih besar.

Sementara itu, peneliti Institut Amerika Kelly Peters juga mengatakan, ada banyak bukti tentang keterkaitan tersebut, seperti dikutip dari WebMD.

Namun, ada pertanyaan lain yang muncul yaitu apakah kepribadian atau beberapa aspek itu sebenarnya dapat menyebabkan demensia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com