Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Polrestabes Medan, Ini 6 Aksi Teror Bom Lainnya di Medan

Kompas.com - 13/11/2019, 14:08 WIB
Nibras Nada Nailufar

Editor

KOMPAS.com - Ledakan diduga akibat bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan, Jalan HM Said, Medan, Sumatera Utara, Rabu (13/11/2019) pagi.

Bom di Polrestabes bukan yang pertama yang pernah terjadi di Medan. Sejarah mencatat setidaknya enam aksi serupa pernah terjadi di Medan.

Berikut deretan teror bom yang pernah terjadi di Medan:

1. Gereja Santo Yosep, 2016

Percobaan bom bunuh diri terjadi di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep di Jalan Dr Mansur Medan, Minggu (28/8/2016) pagi.

Baca juga: Kapolri Sebut Pelaku Bom Medan Tunggal, tetapi Kontak Langsung dengan Bahrun Naim

Ledakan bom berkekuatan rendah itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB saat Pastor Albert Pandiangan, OFM Cap (60) selesai membaca kitab suci.

Saat itu tas ransel yang dibawa pelaku meledak. Pelaku duduk di kursi barisan pertama.

Seperti dikutip Kompas, seorang saksi mengatakan, pelaku kemudian lari ke altar membawa pisau dan kapak. Ia melompati tangga dan menghampiri Albert yang masih berada di mimbar.

Albert turun dari mimbar, tetapi dikejar oleh pelaku yang hendak mengampaknya. Pelaku yang sempat menusuk lengan kiri Albert kemudian ditangkap umat.

Baca juga: Ini Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

Pelakunya adalah seorang remaja berusia 17 tahun berinisial IAH. Tito Karnavian yang saat itu masih menjabat Kapolri menyebut kasus ini menunjukkan fenomena terorisme baru.

Modusnya, jaringan teroris merekrut anak-anak di bawah umur untuk beraksi sendiri.

2. Pardede Hall, 2000

Sepanjang tahun 2000, rentetan aksi teror dengan bom mengguncang berbagai kota di Indonesia.

Di Medan, ledakan berkekuatan tinggi terjadi di dekat Pardede Hall (Gedung Olahraga YD Pardede) dan kampus Universitas Darma Agung pada 12 November 2000.

Dikutip dari pemberitaan Harian Kompas pada 14 November 2000, seorang perempuan bernama Hotma Sihite (27) tewas seketika.

Baca juga: Gubernur Sumut: Bom Bunuh Diri Perbuatan yang Keji dan Salah

Emilda Purba (16), warga lainnya luka cukup parah hingga akhirnya meninggal dunia. Tiga lainnya juga luka.

Di dalam bom berisi potongan-potongan paku tajam dan pecahan-pecahan besi. Akibatnya, ketika meledak, komponen-komponen tersebut terbang ke berbagai arah menghantam apa saja.

Pagar besi gedung kuliah ISTP di pinggir Jalan Mataram rusak. Pohon cemara di dekat pagar pun hancur.

 

Kaca-kaca nako gedung Laboratorium TD Pardede yang berjarak sekitar 50 meter dari titik ledakan juga hancur berantakan.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang kala itu masih duduk sebagai anggota DPRD Sumatera Utara sekaligus dikenal sebagai ahli hukum kriminologi menyatakan, terjadinya kembali peledakan bom di gereja menunjukkan kelengahan polisi.

Peledakan bom di gereja-gereja di Medan, bukan satu dua kali terjadi melainkan sudah berulang.

"Peledakan ini jelas dilakukan secara sistematis, terpola oleh orang-orang yang memiliki keterampilan khusus merakit dan menteror melalui bom," ujar Yasonna.

Baca juga: Pasca-bom Bunuh Diri di Medan, Polisi Bandung Batasi Ojek Online Masuk Markas

Salah satu pelaku bernama Indrawarman alias Toni Tagar mengaku, dalam kesaksiannya beberapa tahun kemudian mengaku ia memasang bom pada becak yang dibeli pdari Anwar alias Pak Tua seharga Rp 700.000.

Sebulan kemudian, ketika Indonesia diteror dengan aksi bom malam Natal, Medan selamat dari ledakan.

Sepuluh titik yang akan diledakkan teroris digagalkan oleh polisi.

Kesepuluh bom di Medan itu adalah di Gereja GKII Jalan Hasanuddin 6, Gereja GKPI Jalan Syailendra, Gereja HKBP Jalan Sudirman, dan Gereja Katolik Katedral Jalan Pemuda.

Kemudian Gereja Katholik Jalan Hayam Wuruk, Gereja Katholik Jalan HM Joni, Gereja GKII Jalan Sisingamangaraja, rumah Pastur Snydas OFM Jalan MT Haryono, Gereja Kristus Raja depan Medan Mall, serta sebuah di samping kantor Polsek Teladan.

Baca juga: NU Kecam Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan

3. GKII Jalan Bunga Kenanga, 2000

Dilansir dari pemberitaan Harian Kompas pada 21 Agustus 2000, sebuah bom berskala kecil meledak di depan Gereja Kemenangan Iman Indonesia (GKII) Jalan Bunga Kenanga di kawasan Padangbulan Medan, Minggu (20/8/2000) sekitar pukul 06.00.

Tidak ada korban luka-luka maupun bangunan yang rusak akibat ledakan bom tersebut.

Hanya saja suara ledakan bom itu sangat mengejutkan jemaat yang sedang melakukan kebaktian di dalam gereja.

Begitu mendengar suara ledakan bom, jemaat gereja langsung berhamburan keluar dalam suasana panik.

Baca juga: Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Penjagaan di Pintu Masuk Polda Jatim Diperketat

Bom tersebut, seperti dilaporkan Antara, diduga ditempatkan di bawah pohon yang terletak di depan pintu masuk gereja. Pohon itu sebagian daunnya hangus terbakar.

 

Kalep Situmorang (37), salah seorang saksi peledakan bom ditembak dua orang tak dikenal sebulan kemudian.

Peristiwa tersebut terjadi ketika Situmorang melintas di Jalan Mojopahit, Medan, Minggu (17/9/2000) sekitar pukul 07.45.

Korban, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir Pendeta Benyamin Munthe, terkena tembakan peluru di bagian rusuk kanan hingga keadaannya kritis.

Pagi itu, ia mengantar Pendeta Benyamin Munthe bersama tiga anggota keluarganya pergi ke kebaktian di GKII.

Baca juga: Pemprov Sumut Prihatin dengan Serangan Bom Bunuh Diri di Polrestabes Medan

4. Jalan Bahagia, 2000

Dua bom rakitan meledak berturut-turut di Medan pada Minggu, 27 Agustus 2000. Dilansir dari Harian Kompas, bom meledak di depan rumah penduduk Jalan Bahagia, Medan sekitar pukul 02.30.

Bom meledakkan bengkel sepeda milik P Panjaitan (45). Akibatnya, bangunan yang terbuat dari papan berukuran 3 x 5 meter hancur berantakan. Bahkan, tembok parit di depan bengkel pun semennya retak-retak.

Beberapa menit kemudian, sebuah bom meledak lagi persis di pagar rumah pendeta J Sitorus (60), pendeta di Gereja Metodis Indonesia (GMI).

Baca juga: Terkait Bom Bunuh Diri di Medan, Grab Nyatakan Siap Bantu Kepolisian

Akibatnya, pagar tembok yang dilengkapi dengan pagar besi rusak. Anehnya, jarak antara bengkel dan rumah Sitorus hanya sekitar lima meter, yang letaknya persis berhadap-hadapan.

5. Restoran Miramar, 2000

Bom rakitan meledak di samping Restoran Miramar, Jalan Pemuda, Medan. Dikutip dari Harian Kompas, bom meledak pada 29 Mei 2000 pukul 04.30 pagi.

Empat orang terluka dan sebagian dinding restoran yang terbuat dari keramik rusak.

Ledakan itu juga merusak gedung yang ditempati PT Samudera Indonesia Group yang berjarak sekitar 10 meter dari restoran itu.

Bom diduga ditujukan untuk merusak Gereja Katolik Santa Maria yang berjarak 100 meter dari lokasi ledakan.

Baca juga: Pasca-Bom Bunuh Diri di Medan, Polres Badung Bali Tingkatkan Penjagaan

6. GKPI Padangbulan, 2000

Sehari sebelum ledakan di samping Restoran Miramar, bom rakitan meledak di Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), di Kompleks Perwira Menengah Kodam I Bukit Barisan, Pasar I Padangbulan, Medan.

 

Saat itu, Minggu, 28 Mei 2000 sekitar pukul 08.30, jemaat sedang melakukan kebaktian hari Minggu.

Dilansir dari Harian Kompas, sebanyak 23 jemaat yang umumnya pelajar wanita mengalami luka-luka.

Keterangan yang dihimpun Kompas di gereja GKPI, pagi itu sekitar 600-700 jemaat sedang menyanyikan lagu-lagu pujian dipimpin Wakil Guru Jemaat St ML Tobing.

Tiba-tiba dari baris keenam bangku belakang keluar percikan api disertai dengan suara ledakan yang kuat hingga menggetarkan bangunan gereja permanen seluas sekitar 20 x 50 meter. Bangku di dalam gereja tersebut ada sekitar 20 baris.

Baca juga: Fakta Lengkap Bom Bunuh Diri di Mapolrestabes Medan, Meledak di Area Parkir hingga Siagakan Anjing Pelacak

Sebagian bangku-bangku yang berisi enam orang hancur, dan sebagian dinding retak kena getaran. Mendengar suara ledakan, jemaat yang sedang tekun beribadat terkejut dan panik.

Ada yang tiarap di lantai, ada pula menjerit-jerit ketakutan. Tidak sedikit yang mengalami luka-luka. Jemaat yang duduk di depan pun berhamburan menyelamatkan diri dan keluar minta pertolongan.

Siang harinya, sekitar pukul 12.00, ditemukan bom rakitan di kantor Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jalan Sudirman, Medan.

Bom rakitan, yang terbuat dari kaleng cat yang dibalut kabel biru dan merah dibungkus dengan lakban warna hijau, ditemukan oleh salah seorang pengurus gereja, St R Boru Simamora.

Baca juga: Komisi III Minta Polri Pastikan Teror Bom Tak Terjadi di Daerah Lain

Bom rakitan yang berada dalam kardus itu dibawa keluar oleh petugas gereja. Setelah memberi tahu aparat kepolisian, bom tersebut akhirnya diledakkan di tempat yang aman karena tak bisa lagi dijinakkan.

Secara bersamaan bom rakitan serupa, juga ditemukan di ruang Gereja Kristen Kristus Raja, Jalan Haryono MT, persis berhadapan dengan Medan Mall.

Bom ditemukan oleh salah seorang jemaat, Ny Erna, setelah Misa kedua. Namun, tidak ada korban jiwa. Tim penjinak dan penghancur bahan peledak (Jihandak) Brimob Polda Sumut berhasil mengamankannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com