JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini 15 tahun lalu, tepatnya 9 September 2004, sebuah bom meledak di depan Kantor Kedutaan Besar Australia, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Pemberitaan Harian Kompas, 10 September 2004, berjudul Bom Guncang Jakarta, 6 Tewas, menyebutkan, bom meledak sekitar pukul 10.25 WIB.
Bom berdaya ledak tinggi tersebut terdengar hingga radius lima kilometer jauhnya.
Bahkan, peristiwa itu terjadi saat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) saat itu, Jenderal (Pol) Da'i Bachtiar, sedang berbicara soal keamanan di depan Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
Kala itu, Da'i sedang memaparkan programnya, seperti deteksi gangguan jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) tahap kedua dan pengejaran Azahari dan Noordin M Top.
Akibat peristiwa ini, sebanyak 12 orang dinyatakan tewas, sementara 214 orang lainnya luka-luka.
Ledakan yang disebut mirip dengan kejadian di Bali dan Hotel JW Marriott tersebut berasal dari bom mobil.
Da'i menjelaskan, ledakan tersebut berasal dari bom mobil di jalur lambat di depan Gedung Kedubes Australia.
Bahkan, mobil yang meledak berada sekitar tiga meter di depan truk polisi yang sedang melakukan pengamanan di depan gedung kedubes.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Mandala Air Meledak, 149 Orang Tewas Termasuk Gubernur Sumatera Utara
Sementara, di pusat ledakan terdapat lubang berdiameter sekitar dua meter dengan kedalaman tak sampai satu meter.
Tak hanya itu, ledakan bom pun merusak pagar besi di depan gedung serta tenda petugas keamanan dan polisi yang berjaga.
Ledakan bom tersebut juga merusak beberapa gedung yang berada di sekitar lokasi yang berjarak sekitar 300 meter dari tempat kejadian.
Beberapa gedung yang turut terkena serpihan bom antara lain Plaza 89, Kantor Kementerian Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Menara Gracia, Graha Binakarsa, Sentra Mulia, dan kantor eks Bank Uppindo.
Sesaat setelah kejadian ini, polisi menetapkan empat orang sebagai tersangka.