Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama November 2019, Sudah 3 Bangunan Sekolah Ambruk

Kompas.com - 12/11/2019, 20:35 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kejadian ambruknya beberapa bangunan sekolah di beberapa wilayah menunjukkan bahwa tidak semua kondisi bangunan layak digunakan untuk kegiatan belajar.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi akhir-akhir ini pun membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meminta pemerintah daerah untuk memastikan kondisi kelayakan bangunan sekolah di wilayahnya masing-masing.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (6/11/2019), Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi menyampaikan tanggapan dari peristiwa ambruknya sekolah di Nganjuk dan Pasuruan, Jawa Timur, pada beberapa waktu terakhir.

"Ya itu tugasnya pemerintah daerah, tugas pemerintah daerah. Jadi enggak mungkin semuanya dibebani pusat," kata Didik di Kantor Ombudsman RI, Rabu (6/11/2019).

Didik menuturkan bahwa pemerintah pusat melalui Kemendikbud hanya berwenang untuk menetapkan standar bangunan sekolah serta memberikan bimbingan teknis.

Baca juga: Gedung SD Ambruk, Siswa Belajar di Mushala dan Perpustakaan

 

Pemerintah juga menyalurkan dana alokasi khusus kepada daerah. Namun, penggunaan dana sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing daerah.

Pemerintah sebelumnya pernah menargetkan supaya tidak ada lagi sekolah rusak pada 2012. Akan tetapi, hal tersebut tidak terwujud karena sering terjadi bencana alam.

Dihimpun dari berbagai pemberitaan, sepanjang November 2019, berikut adalah sederet bangunan sekolah yang mengalami ambruk:

1. SDN 1 Babatan, Nganjuk

Atap gedung SDN Babatan, Nganjuk mengalami ambruk atau runtuh pada Jumat (1/11/2019) sore. Saat peristiwa tersebut terjadi, murid-murid sudah pulang sekolah. Oleh karena itu, kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.

Mengutip dari Antara, Kepala SDN 1 Babatan Nganjuk Wariadi mengatakan bahwa pihaknya telah mengusukan renovasi tiga lokal ruang kelas, yaitu kelas 4, 5, dan 6 pada Januari-Februari 2019.

Namun, hingga atap ruang kelas empat tersebut runtuh, belum ada kabar dari pemerintah terkait kelanjutan dari pengusulannya tersebut.

Sekolah pun sempat mengungsikan siswi-siswinya ke rumah warga dan ruang perpustakaan pada awal Januari untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Setelah mengalami runtuh, Pemerintah Kabupaten Nganjuk pun segera membenahi atap ruang kelas di SDN 1 Babatan agar dapat segera kembali dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar.

Dikutip dari Antara, Wakil Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi menuturkan bahwa pihaknya telah meninjau langsung SDN 1 Babatan, Nganjuk.

Ia menduga bahwa bahan bangunan untuk membangun ruang kelas kurang optimal. Dari informasi yang diperoleh, sekolah tersebut telah mendapatkan bantuan renovasi gedung pada 2013.

Baca juga: Sekolah SD Ambruk, Seorang Siswa dan Guru Meninggal, 11 Masuk Rumah Sakit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com