Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Melawan Hoaks dari Berbagai Negara...

Kompas.com - 12/11/2019, 09:16 WIB
Inggried Dwi Wedhaswary,
Luthfia Ayu Azanella

Tim Redaksi

“Ada satu yang menurut saya sangat menarik, ketika tersebar pesan melalui WhatsApp tentang pembunuhan sekelompok orang. Pesan itu kemudian membuat masyarakat beramai-ramai melakukan kekerasan untuk melawan pihak yang dimaksud sebagai pembunuh dalam pesan yang tersebar, itu sangat mengerikan,” ujar dia.

Sementara itu, fact-checker asal Nigeria, Oluwatosin Alagbe, mengungkapkan, konten hoaks yang menyebar di negaranya cukup kompleks.

“Banyak kabar bohong yang itu berbicara tentang campuran isu antara agama, kesukuan, dan politik,” kata Alagbe.

Menurut dia, informasi itu menyebar melalui media sosial maupun aplikasi percakapan.

Adapun cara yang digunakan untuk mengecek kebenaran suatu informasi, apakah hoaks, atau bukan, dari berbagai negara relatif sama, yakni menggunakan berbagai tools seperti Google Image Reverse, Google Maps, data, dan mengonfirmasi ke pihak-pihak terkait/berwenang.

Menurut Alagbe, dari pertemuan ini, ia bisa bertemu secara langsung dengan tim Facebook sehingga bisa berdiskusi mengenai berbagai hal terkait upaya melawan hoaks.

Fact-checker asal Vera Files, Filipina, Celine Isabelle Samson dan Ellen Tordesillas, mengungkapkan, informasi hoaks yang beredar di negaranya cukup beragam.

Tak hanya soal politik, tetapi juga selebriti dan disinformasi seputar kesehatan.

Celine menyebutkan, lembaganya melakukan verifikasi atas berbagai informasi tersebut, terutama klaim politisi atas sejumlah hal.

Menurut dia, verifikasi klaim politisi penting dilakukan agar masyarakat mendapatkan informasi yang benar.

"Tidak hanya itu, kami juga memverfikasi informasi viral soal kesehatan, sosial, selebriti. Kerja cek fakta yang sama juga ternyata dilakukan di banyak negara," kata Celine.

Ia mengatakan, dari pertemuan sesama pemeriksa fakta ini, ia mendapatkan wawasan mengenai berbagai kerja yang dilakukan di negara lainnya.

Sementara itu, Ketua Mafindo Septiawan Aji Nugroho, mengatakan, pertemuan pertama yang mempertemukan puluhan organisasi periksa fakta dari berbagai negara ini mendorong peningkatan kapasitas kerja cek fakta di masing-masing negara.

Selain berbagi pengalaman, para peserta juga mendapatkan wawasan mengenai penggunaan berbagai tools yang mendukung kerja cek fakta.

"Peningkatan usability Crowdtangle adalah salah satu hal penting bagi fact-checker untuk lebih mudah menggali informasi di Facebook. Kami menilai ada beberapa peningkatan yang diharapkan bisa membantu fact-checker melakukan tugasnya untuk debunking," kata Aji.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com