Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Mengingat Kembali Guy Fawkes dan Gunpower Plot

Kompas.com - 05/11/2019, 15:43 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Gunpowder Plot atau Komplotan Bubuk Mesiu adalah upaya meledakkan Raja Inggris, James I dan parlemennya pada 5 November 1605.

Di seluruh dunia, peringatan ini lebih dikenal lewat film V for Vendetta. Topeng yang digunakan di film itu, adalah sosok Guy Fawkes, salah satu konspirator Komplotan Bubuk Mesiu.

"Remember, remember! The fifth of November..." begitu lagu tradisional Inggris dalam mengenang sosok Guy Fawkes atau Guido Fawkes dan insiden Gunpowder Plot.

Gunpowder Plot sebenarnya dilatarbelakangi konflik agama di Inggris. Saat itu, Kerajaan Inggris menetapkan Protestan sebagai agama resmi. Akibatnya, umat Katolik Inggris dipinggirkan dan dipersekusi. 

Bukan Guy Fawkes, melainkan Robert Catesby, orang yang bertanggung jawab atas Gunpowder Plot. Ia adalah penganut Katolik yang ayahnya dipersekusi Ratu Elizabeth I karena menolak untuk menyesuaikan diri dengan Gereja Inggris.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Guy Fawkes, Simbol Perlawanan Populer

Catesby pun mengorganisasi komplotan untuk membalas dendam. Ia ingin mengganti pemerintahan Protestan dengan kepemimpinan Katolik.

Caranya, dengan meledakkan gedung parlemen House of Lords saat pembukaan sidang paripurna. House of Lords adalah fraksi parlemen yang diisi oleh bangsawan-bangsawan pilihan kerajaan.

Penemuan Gunpowder Plot

Dilansir dari laman History, untuk melancarkan aksinya, Catesby dan komplotannya menyewa ruang bawah tanah yang terbentang di bawah gedung House of Lords.

Fawkes sebagai eksekutornya, menanam bubuk mesiu tersebut di sana.

Di tanggal 5 November, tidak lama sebelum pembukaan sidang paripurna, Lord Monteagle, saudara ipar dari salah satu konspirator, menerima surat kaleng yang memperintatkannya untuk tidak datang ke parlemen pada 5 November.

Monteagle pun memperingatkan seluruh pemerintah, dan beberapa jam sebelum penyerangan terjadi.

Baca juga: Saat Pemimpin Partai Brexit Mencerca Keluarga Kerajaan Inggris dalam Pidatonya...

 

Sir Thomas Knyvet, seorang hakim perdamaian, mendapati Fawkes bersembunyi di ruang bawah tanah gedung parlemen beberapa saat sebelum pembukaan peresmian.

Knyvet kemudian memerintahkan seluruh bagian untuk digeledah. Dari penggeledahan tersebut, sebanyak 36 barel mesiu ditemukan. Fawkes pun ditahan.

Dengan menangkap Fawkes, pemerintahan Raja James mengetahui identitas rekan-rekan konspiratornya.

Selama beberapa minggu setelahnya, otoritas Inggris menangkap semua komplotan dan mengadili para korban atas tuduhan pengkhianatan.

Fawkes dan rekan-rekannya dijatuhi hukuman yang sadis. Mereka digantung sampai hampir meninggal, diseret dengan kuda, dan tubuhnya dikuliti dan dibelah-belah sebelum dipotong empat bagian.

Malam Guy Fawkes

Pada 1606, parlemen menetapkan 5 November sebagai hari ucapan syukur publik atas selamatnya raja.

Malam Guy Fawkes dirayakan tiap tahun di seluruh Inggris Raya untuk mengingat kegagalan Gunpowder Plot.

Baca juga: Berapa Gaji Ratu Elizabeth Selama Memimpin Kerajaan Inggris?

Di malam puncak perayaan, para penduduk desa dan kota di seluruh Inggris menyalakan api unggun dan kembang api, serta membakar patung Fawkes.

Kendati demikian, di era modern, Fawkes juga kerap dianggap sebagai pahlawan alih-alih teroris karena melawan penindasan negara.

Oleh karena itu, topeng Guy Fawkes kini jadi kerap digunakan oleh kelompok anarkis yang membenci negara.

Bagi kelompok ini, 5 November justru diperingati untuk mengenang Guy Fawkes dan Gunpowder Plot sebagai simbol perlawanan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com