Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas, Waspadai "Heat Stroke", Bagaimana Mencegahnya?

Kompas.com - 22/10/2019, 11:58 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cuaca panas yang melanda sebagian besar wilayah Indonesia beberapa hari terakhir bikin gerah dan berpotensi membawa risiko bagi kesehatan.

Salah satunya, waspadai heat stroke.

Melansir mayoclinic.org, heat stroke adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh badan yang terlalu panas, biasanya terjadi karena paparan yang lama atau aktivitas fisik yang dilakukan dalam lingkungan bertemperatur tinggi.

Menurut laman resmi Harvard Health Publishing Harvard Medical School, heat stroke adalah sebuah kondisi serius, yang berpotensi mengancam hidup seseorang.

Baca juga: Hati-hati, Efek Cuaca Panas Ekstrem buat Eksterior Mobil

Penyebab

Ada dua penyebab utama dari heat stroke, yaitu:

  • Paparan di lingkungan yang panas (bertemperatur tinggi)
    Heat stroke yang disebabkan oleh kondisi ini disebut sebagai non exertional heatstroke (heat stroke klasik). Berada di tempat yang panas memicu peningkatan temperatur inti tubuh.

    Biasanya, penyakit ini terjadi setelah paparan yang lama akan panas, cuaca yang lembab, terutama untuk waktu yang lama. Heat stroke umumnya terjadi pada orang dewasa dan orang-orang dengan penyakit kronis.

  • Aktivitas berat
    Selain paparan panas, heat stroke juga dapat disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh akibat aktivitas fisik yang padat di cuaca yang panas. Jenis ini disebut sebagai heat stroke exertional

Gejala

Melansir dari healthline.com, beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita heat stroke adalah:

  • Kram otot
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Rasa ingin pingsan
  • Mual

Sementara, gejala-gejala serius yang mengindikasikan heat stroke mencakup:

  • Kulit pucat, kemerahan, atau kering
  • Kebingungan
  • Kesulitan berjalan
  • Pupil terdilatasi
  • Muntah
  • Detak jantung cepat
  • Napas cepat
  • Kejang-kejang
  • Tidak sadar

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan upaya-upaya berikut:

  • Meminum banyak air putih
  • Tetap berada di ruangan dengan pendingin ketika mulai merasa hangat
  • Memakai baju yang ringan, terutama bahan yang dapat meloloskan udara atau longgar
  • Menghindari aktivitas berat pada waktu-waktu terpanas (antara pukul 10.00 hingga pukul 16.00)
  • Mengonsumsi lebih sedikit kopi maupun alkohol, yang dapat menyebabkan dehidrasi.

Penanganan

Jika sudah telanjur mengalami heat stroke, upaya pertama yang dapat dilakukan adalah menurunkan suhu tubuh dari luar, misalnya dengan melepas baju ketat, menyemprotkan air, meniupkan udara segar, atau memembalut tubuh secara longgar dengan kain basah.

Selain itu, dapat pula ditempatkan kompres es pada leher, kunci paha, dan ketiak untuk mempercepat pendinginan.

Namun, perawatan rumah tidak cukup untuk heat stroke.

Baca juga: Ini Produk Perawatan Kulit yang Dibutuhkan Saat Cuaca Panas

Jika mengalami tanda-tanda atau gejala-gejala heat stroke, lebih baik segera mencari pertolongan medis.

Kasus-kasus kronis terkadang membutuhkan bypass kardiopulmoner, di mana darah dialihkan dari jantung dan paru-paru ke dalam "mesin", didinginkan, dan dikembalikan ke tubuh.

Pada beberapa kasus, diperlukan pula perawatan anti kejang atau relaksasi otot.

Orang yang terkena heat stroke biasanya harus dirawat di rumah sakit untuk diuji komplikasi yang dideritanya setelah hari pertama.

Kompikasi yang umum terjadi adalah kerusakan otot yang disebabkan oleh panas.

Pada kondisi ini disebut sebagai rhabdomyolysis, produk lain dari kerusakan otot dapat muncul pada aliran darah dan merusak ginjal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com