Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Ditusuk, Wiranto Disebut Pernah Menjadi Target Pembunuhan

Kompas.com - 10/10/2019, 20:27 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Hal itu lantaran sang penyandang dana memberikan pecahan dollar Singapura untuk digunakan membeli senjata.

"Iya (orang papan atas) pendananya, ya," ujar Dedi di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Namun saat ditanya siapa pendana tersebut, Dedi mengatakan masih didalami dan akan diungkap.

Baca juga: Soal Penusukan Wiranto, Ini Rentetan Jejak ISIS di Indonesia

Aktor Intelektual

Dedi mengatakan, pendana memberikan pecahan dollar Singapura kepada HK selaku tersangka koordinator lapangan dalam kasus tersebut.

"Cash, langsung dikasih cash. Kemudian dicairkan di money charger Rp 150 juta langsung dia pakai untuk itu (beli senjata)," kata Dedi.

Menanggapi adanya rencana pembunuhan terhadap dirinya, Wiranto mengaku tak terpengaruh dan akan bekerja seperti biasa.

Ia pun berharap polisi segera mengusut tuntas kasus tersebut hingga sang pendana dan aktor intelektual ditangkap.

"Biarpun ada ancaman pembunuhan ya, kami semua tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada. Orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara. Soal nyawa itu ada di tangan Tuhan yang maha kuasa, Allah SWT," lanjut mantan Panglima ABRI itu, sebagaimana diberitakan Kompas.com (28/5/2019).

Sementara itu, Presiden Joko Widodo meminta Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian untuk memperbaiki prosedur pengamanan untuk pejabat negara.

Permintaan tersebut menyusul kasus penikaman Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10/2019).

"Saya perintahkan ke Kapolri untuk memberikan pengamanan yang lebih baik," ujarnya usai menjenguk Wiranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.

Selain soal pengamanan, mantan Wali Kota Solo ini juga menginstruksikan Kapolri, Panglima TNI dan Kepala BIN untuk mengejar jaringan teroris di balik penusukan Wianto.

 

(Sumber: Kompas.com/Christoforus Ristianto, Rakhmat Nur Hakim, Devina Halim, Rachmawati)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com