Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes di Irak Masih Berlanjut, 46 Orang Dikabarkan Tewas

Kompas.com - 05/10/2019, 07:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aksi protes di Irak masih berlanjut. Hingga Jumat (4/9/2019) setidaknya 46 orang meninggal, 1.040 orang terluka dan 62 lainnya ditangkap.

Perinciannya yakni 8 orang di Kota Nassiriya, 16 orang di Ibu kota Baghdad, 4 orang di Kota Amara, 4 orang di Baquba, dan 4 orang lainnya di Kota Hilla dan Najaf. Jumlah tersebut menurut laporan pihak keamanan dan dinas kesehatan setempat.

Dikutip dari Middle East Eyes, aksi protes yang dimulai di Baghdad ini dipicu oleh tingginya angka pengangguran, korupsi di tubuh pemeritahan, dan buruknya pelayanan publik.

Dikutip dari Reuters, pihak keamanan Irak telah memberlakukan jam malam di sejumlah kota.

Selain menutup akses jalan menuju ibu kota, mereka juga telah menerjunkan konvoi militer ke wilayah Nassiriya.

Pemerintah juga telah memutus akses internet di sebagian besar wilayah negara itu.

Sementara itu, Perdana Menteri Irak Adel Abdel Mahdi telah menyerukan dialog setelah demo yang memakan banyak korban.

Dalam sebuah pernyataannya, Abdel Mahdi menyatakan kesiapannya untuk mempertimbangkan tuntutan para demonstran.

Baca juga: Mengenang Tragedi Lampung, 2 Mahasiswa Meninggal akibat Protes RUU PKB

Membodohi Publik

Meski menganggap tak ada solusi instan untuk mengatasi masalah Irak, Abdel Mahdi menjanjikan adanya reformasi.

Seorang pria di tengah kerumunan massa mengatakan bahwa ucapan Abdel Mahdi telah membodohi publik.

"Janji-janji Adel Abdel Mahdi adalah untuk membodohi orang-orang dan hari ini mereka menembakkan peluru langsung ke arah kami," katanya kepada Reuters.

"Hari ini ini adalah protes damai. Mereka mengatur barikade-barikade ini dan penembak jitu itu duduk di sana sejak semalam," lanjutnya.

Dikutip dari Aljazeera, aksi protes kali ini menjadi tantangan besar bagi Abdel Mahdi.

Belum diketahui secara pasti bagaimana langkah Abdel Mahdi untuk menghentikan aksi itu, mengingat tidak adanya pemimpin yang jelas dari para demonstran.

Sebab, aksi protes kali ini bersifat spontan karena tak ada seruan secara eksplisit dari partai.

Surat Kabar al-Bayyina al-Jadidah juga menyebutkan, untuk pertama kalinya sebuah aksi protes di Iraq dilakukan tanpa bendera, poster atau slogan partai.

Seperti diketahui, aksi protes terhadap pemerintah Irak tersebut telah berlangsung sejak Selasa (1/9/2019) di berbagai daerah.

Adel Abdel Mahdi dianggap mengulangi kesalahan yang sama pendahulunya, Haedar al-Abadi.

Baca juga: Irak Memanas, 9 Orang Dilaporkan Tewas dalam Aksi Protes terhadap Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com