Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Anggota DPR Perempuan Meningkat, Diimbangi dengan Kualitas?

Kompas.com - 03/10/2019, 16:04 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Mereka jarang muncul sebagai inisiator dan juga konseptor pada isu-isu utama yang berkaitan langsung dengan perempuan.

Baca juga: Yenny Wahid Kecewa Tak Ada Perempuan di Pimpinan DPD

"Contoh nyata misalnya di proses pembahasan RKUHP dan RUU PKS. Banyak isu terkait hak perempuan dalam RUU-RUU tersebut yang mestinya menjadi medan ujian bagi politisi perempuan parlemen dalam membuktikan komitmen mereka sebagai politisi perempuan sekaligus representasi perempuan Indonesia umumnya," kata dia.

Pada isu-isu tersebut, suara politisi perempuan tidak terdengar kuat dalam menentukan hasil akhir RUU-RUU tersebut.

Bahkan, menurut Lucius, ketika publik menyuarakan protes atas norma-norma yang tidak menunjukkan pembelaan terhadap kaum perempuan, politisi perempuan yang ada di parlemen justru tak nampak bersuara.

Tak hanya soal kemampuan mempengaruhi peraturan di parlemen sesuai dengan perjuangan kelompok perempuan, politisi perempuan parlemen juga gagal membuktikan keutamaan integritas pribadi yang berbeda dengan laki-laki.

"Banyak dari kaum perempuan yang justru melakukan aksi memalukan seperti korupsi. Keterlibatan perempuan pada korupsi sesungguhnya jadi pukulan besar bagi perjuangan perempuan di politik untuk bisa sejajar dengan laki-laki," ungkap dia.

"Oleh karena itu, saya kira bicara keterwakilan perempuan mesti dialihkan pada soal kualitas politisi perempuan. Jangan sampai hanya berkutat pada soal standar 30 persen sambil abai menyiapkan figur perempuan berkualitas untuk menunjukkan semangat kesetaraan sekaligus memperlihatkan keutamaan perempuan yang bisa menjadi sumber gerakan perubahan parlemen," terang dia lagi.

Menurut Lucius, faktor kualitas personal politisi perempuan menjadi penting karena disaat yang bersaman, parlemen masih dikuasai oleh partai politik yang oligarki begitu kental.

"Tanpa kualitas personal yang mumpuni, politisi perempuan akan ikut larut dan bahkan rentan menjadi alat kekuasaan untuk melakukan penyimpangan kekuasaan dan melakukan korupsi," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com