KOMPAS.com - Gas air mata seringkali digunakan untuk meredam atau membubarkan aksi massa, seperti halnya yang terjadi sewaktu demo mahasiswa di depan gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Reaksi gas air mata menyebabkan sensasi terbakar pada anggota tubuh.
Oleh karena itu begitu gas air mata ditembakkan, para demonstran biasanya langsung berlarian dan menghindari gas air mata tersebut.
Lantas, apa itu gas air mata? dan bagaimana cara melindungi serta mengurangi dampak penggunaan gas air mata?
Baca juga: Demo UU KPK dan RKUHP, 232 Orang Jadi Korban, 3 Dikabarkan Kritis
Lebih lengkapnya, simak infografik berikut ini!