"Untuk kasus Gejayan Memanggil, sebelumnya mereka bergerak offline terus mereka membangun narasi, lalu membangun undangan katakanlah lewat Twitter," ucap Ismail.
Baca juga: #GejayanMemanggil, Ribuan Mahasiswa Unjuk Rasa di Yogyakarta
Setelah narasi dan undangan digaungkan via media sosial dan banyak orang yang membicarakan topik tersebut, maka gerakan ini bisa memanggil massa dalam jumlah besar.
Kemudian para penggerak aksi biasanya memiliki beberapa tagar atau seruan lain yang mengikuti tagar utama. Sehingga, lanjut Ismail, tagar awal ini menjadi satu gerakan untuk memunculkan aksi lanjutan lainnya.
"Karena tagar ini kan seperti suatu fase, suatu gerakan awal untuk memanggil yang lain," ucap dia.
Menurut pantauan Kompas.com, setelah tagar Gejayan Memanggil, kemudian muncul seruan lain yakni #GejayanBergerak. Di platform media sosial Twitter, hingga Senin petang, ada lebih dari 3.000 tweet mengenai hal ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.