Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Tips Wisata Tetap Asyik Saat Musim Kemarau

Kompas.com - 22/09/2019, 08:04 WIB
Nur Rohmi Aida,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

3. Bawa air minum yang cukup

Hawa yang panas akan membuat kita merasa lebih sering haus.

Salah satu solusi agar selama perjalanan Anda tidak dehidrasi adalah membawa bekal air minum.

Selain lebih hemat, membawa air minum sendiri membuat Anda hemat waktu karena tidak perlu mampr dahulu untuk membeli.

Sebaiknya gunakan botol air minum sendiri yang bisa diisi ulang, sehingga nantinya Anda tidak menambah sampah plastik.

4. Jangan pilih wisata air terjun

Saat musim kemarau, obyek wisata air terjun umumnya memiliki debit air yang tidak deras, dan cenderung mengalami kekeringan

Mendatangi air terjun saat musim kemarau tentunya bukan ide yang bagus. 

5. Pilih destinasi yang sesuai

Saat musim kemarau, salah satu kegiatan wisata yang menarik adalah mendaki gunung.

Alasannya, saat musim kemarau, cuaca cenderung cerah, sehingga Anda bisa lebih leluasa menikmati pemandangan.

Selain itu, saat musim kemarau medan pendakian cenderung lebih aman karena tidak licin. 

Risiko menghadapi hujan lebat, badai dan petir juga lebih sedikit.

Namun yang perlu diingat, saat musim kemarau jangan lupa membawa perlengkapan seperti baju hangat, sarung tangan, dan kaus kaki.

Alasannya, karena cuaca gunung di musim kemarau bisa sangat dingin. 

6. Berangkat lebih pagi

Karena saat musim kemarau cuaca lebih terasa terik, maka sebaiknya Anda berangkat lebih pagi ke lokasi wisata.

Dengan berangkat lebih pagi, Anda tak akan kepanasan selama perjalanan.

Selain itu, Anda bisa lebih bebas mengeksplorasi lokasi wisata karena belum terlalu ramai.

KOMPAS.com/MAULANA MICKAEL Biaya Wisata ke Raja Ampat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan Maut di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Arab Saudi Bangun Kolam Renang Terpanjang di Dunia, Digantung 36 Meter di Atas Laut

Tren
Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Penjelasan Pertamina soal Pegawai SPBU Diduga Intip Toilet Wanita

Tren
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Kelas BPJS Kesehatan Dihapus Diganti KRIS Maksimal 30 Juni 2025, Berapa Iurannya?

Tren
Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Penjelasan Polisi dan Dinas Perhubungan soal Parkir Liar di Masjid Istiqlal Bertarif Rp 150.000

Tren
Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Apa yang Terjadi jika BPJS Kesehatan Tidak Aktif Saat Membuat SKCK?

Tren
Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Tren
BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

BPOM Rilis 76 Obat Tradisional Tidak Memenuhi Syarat dan BKO, Ini Daftarnya

Tren
Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Update Banjir Sumbar: Korban Meninggal 41 Orang, Akses Jalan Terputus

Tren
Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Ini Penyebab Banjir Bandang Landa Sumatera Barat, 41 Orang Dilaporkan Meninggal

Tren
Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Gara-gara Mengantuk, Pendaki Gunung Andong Terpeleset dan Masuk Jurang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com