Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Gembong Teroris Noordin M Top Tewas di Solo

Kompas.com - 17/09/2019, 06:00 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tepat pada 17 September 2009 silam, operasi Densus 88 di Solo berhasil menewaskan Noordin M Top.

Dalang dari sejumlah aksi terorisme besar di Indonesia ini dilumpuhkan di salah satu rumah di Kampung Kepoh Sari, Mojosongo, Jebres, Solo.

Pasukan Densus 88 mengepung rumah tersebut semalaman, disertai baku tembak yang menewaskan empat orang, termasuk gembong teroris Noordin M Top.

Diberitakan Harian Kompas, 18 September 2009, empat jenazah ini kemudian dibawa ke Jakarta.

Baca juga: Teroris di Surabaya, Saifudin Pernah Sembunyikan Dr Azahari dan Noordin M Top

Densus 88 juga menemukan bahan peledak dan senapan serbu di rumah itu. Rumah di daerah Jebres, Solo ini dikontrak oleh pasangan Susilo dan Putri Munawaroh.

Kronologi

Pemberitaan Harian Kompas, 18 September 2009, salah satu keluarga (Widodo) yang berkediaman di sebelah kontrakan tersebut menceritakan, pada 16 September 2009, sebelum suara tembakan terdengar, terlihat beberapa orang berseliweran di sekitar rumah Susilo.

Tak berapa lama, terdapat orang yang mengetuk pintu rumah Widodo dan meminta mematikan lampu rumah.

Kemudian, sekitar pukul 22.30 WIB terdengar tembakan ke arah rumah Susilo dan keluarga Widodo diminta untuk tiarap.

"Kira-kira tembakan tiga kali, saya dengar ada teriakan Allahu Akbar. Kayaknya yang teriak laki-laki," ujar Partini, salah satu orang saksi kala itu.

Rumah keluarga Widodo juga dititipi barang bukti yang ditemukan dari rumah Susilo.

Warga di sekitar tempat kejadian merasa cemas dan memilih mengungsi ke rumah tetangga lain yang terletak agak jauh dari lokasi.

Sekitar pukul 00.30, Kamis (17/9/2019) dini hari, lampu di kampung tersebut dipadamkan.

Suara tembakan terus belanjut dan frekuensinya semakin sering mulai pukul 00.00 WIB hingga reda pukul 01.10 WIB ditandai sebuah bunga api menyembur ke udara setinggi 100 meter.

Pukul 02.00 WIB, mobil pemadam kebakaran masuk ke kampung dan mendekati lokasi. Saat itu, masyarakat hanya boleh mendekat di jarak 500 meter dari tempat pengepungan.

Pukul 02.30 WIB, mobil jenazah Kepolisian Daerah Jawa Tengah, ambulans Poltabes Surakarta, dan mobil unit identifikasi tempat kejadian perkara Poltabes Surakarta mendekati lokasi kejadian.

Rentetan tembakan kembali terjadi pukul 02.45 WIB dan berakhir pukul 06.00 WIB.

Polisi antiteror membawa peti-peti bersisi amunisi, karung-karung, dan gulungan kabel.

Mobil Satuan Gegana Brimob terlihat di lokasi dan empat ambulans meninggalkan tempat penyergapan pada waktu berbeda.

Baca juga: Cerita Mantan Polisi yang Jadi Teroris Setelah Sambangi Tangan Kanan Noordin M Top

Petugas Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis)-Polri bertugas mengidentifikasi sidik jari jenazah dengan metode klasifikasi Henry Faulds di dalam ambulans di landasan Bandara Adi Sumarmo, Surakarta.

Identitas jenazah harus jelas sebelum diterbangkan ke Jakarta.

Sekitar pukul 11.00 WIB, petugas Inafis menyimpulkan, sidik jari jenazah identik dengan data sidik jari milik buronan teroris Noordin M Top yang diperoleh dari Polis Diraja Malaysia.

Target

Disebutkan, saat itu, Noordin telah menjadi salah satu target perburuan selama 9 tahun lamanya, tapi terus berhasil meloloskan diri.

Warga Malaysia ini merupakan orang yang diduga bertanggung jawab atas aksi teror, mulai dari Bom Bali (2002), Bom JW Marriott (2003), Bom Kedutaan Besar Australia (2004), serta Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton (Juli 2009).

Dikabarkan Harian Kompas, 10 Desember 2003, salah satu tersangka pengeboman Hotel JW Marriot, Ismail (23) mengaku bahwa bom dirakit di kontrakannya yang beralamat di Jalan Kemuning Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Bom yang meledak pada 5 Agustus 2003 itu dirakit bersama Dr Azahari, Noordin M Top, Masrizal alias Thohir, dan Ismail.

Reka ulang digelar di rumah kontrakan itu dan memperagakan 25 adegan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com