Ide tentang kelahiran kembali juga dibahas dalam pemikiran-pemikiran filsafat di era Yunani kuno.
Pythagoras--yang tersohor karena teoremanya dalam geometri--meyakini adanya hidup setelah mati. Begitu pula pemikir setelahnya, Plato.
Dalam karangannya Phaedo, Plato menyebut gurunya, Socrates menyatakan yakin akan adanya hidup setelah mati.
Plato juga menulis Myth of Er dalam dialognya Republic, yang menceritakan mitos seorang lelaki bernama Er. Ceritanya, Er bangkit lagi setelah mati 12 hari. Tak hanya hidup lagi, Er juga mampu menguak tabir semesta.
Plato yakin jiwa tak bisa dihancurkan.
Kemudian di peradaban Timur Tengah, ajaran Yudaisme meyakini adanya siklus kehidupan. Dalam Kitab Zohar yang merupakan kitab mistisisme Yahudi, diajarkan bahwa Nabi Musa lahir kembali di setiap generasi.
Namun agama Ibrani setelahnya, Katolik, Kristen, dan Islam, tak meyakini adanya reinkarnasi. Dalam Katolik dan Islam, diyakini manusia hanya hidup sekali dan akan mempertanggung jawabkan perbuatannya di bumi.
Di Cina, keyakinan Tao mempercayai reinkarnasi. Dalam kitab Zhuangzi yang ditulis di tahun 476 sebelum masehi, disebut bahwa lahir bukanlah awal dan mati juga bukanlah akhir. Eksistensi manusia tak berujung dan tak terbatas.
Memasuki abad pertengahan Eropa, masyarakat mengucilkan mereka yang percaya pada reinkarnasi. Konsep itu dianggap sesat. Ketidakpercayaan akan reinkarnasi ini berlanjut hingga era Renaissance.
Baru pada abad ke-19 konsep reinkarnasi kembali dikaji di barat. Sejumlah filsuf dan tokoh yang menggelutinya yakni Schopenhauer, Nietzsche, Henry David Thoreau, Walt Whitman, Ralph Waldo Emerson, hingga Francis Bowen.
Di abad ke-20, reinkarnasi dipelajari oleh mereka yang berkecimpung dalam disiplin psikologi dan psikiatri. Dulunya psikologi adalah cabang ilmu filsafat yang akhirnya berdiri sendiri.
Biasanya, menguak kehidupan masa lalu dilakukan dengan metode hipnoterapi. Bagaimana praktik hipnoterapi di Indonesia?
Bersambung...
Baca artikel berikutnya: Betulkah Reinkarnasi Tidak Ada? (4) - Hipnosis dan Misteri Alam Bawah Sadar Manusia