KOMPAS.com - Kota Pekanbaru, Riau, dikepung kabut asap pekat akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Masyarakat pun diminta untuk waspada akan dampak yang ditimbulkan.
Diberitakan Kompas.com, Jumat (13/9/2019), Pemerintah Provinsi Riau bersama jajaran lintas sektoral telah mengeluarkan pedoman bersama untuk mengantisipasi dampak kabut asap tersebut.
Dampak kebakaran hutan dan lahan akan terus terasa dan menyebar meski api telah padam.
Meski efeknya tampak tak berbahaya secara kasat mata, ada banyak bahaya yang bisa berakibat fatal bagi kesehatan.
Semua jenis asap bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, terutama asap kebakaran hutan.
Asap kebakaran hutan memiliki bahaya yang jauh lebih besar karena kandungan berbagai zat kimia berbahaya di dalamnya.
Sebagian besar zat kimia pada asap kebakaran hutan berasal dari pepohonan, bangunan, kendaraan, fasilitas industri, dan permukiman di sekitar hutan.
Zat kimia tersebut biasanya digunakan dalam pestisida, cat, bahan bakar, hingga pelapis bangunan.
Selain itu, asap kebakaran hutan juga mengandung banyak partikel abu dari material yang terbakar.
Jika terhirup, partikel pada asap kebakaran hutan akan masuk ke paru sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan.
Baca juga: Soal Kabut Asap, 5 Tanaman Hias Ini Bantu Bersihkan udara
Riset 2008 membuktikan, asap kebakaran hutan dapat meningkatan risiko kesehatan serius pada sistem pernapasan, seperti asma, bronkitis, pneumonia, serta penyakit paru obstruktif kronis.
Campuran gas, zat kimia, partikel debu dan berbagai bahan pada asap kebakaran hutan juga menimbulkan efek jangka paendek dan panjang bagi manusia.
Efek jangka pendek akibat paparan asap kebakaran hutan bisa berupa kesulitan bernapas, sesak napas, iritasi tenggorokan dan paru serta batuk.
Paparan asap kebakaran hutan ini juga bisa mengakibatkan gatal di tenggorokan, hidung meler, sinus, iritasi mata hingga sakit kepala.
Dalam jangka panjang, paparan asap kebakaran hutan ini bisa menurunkan kualitas udara di lingkungan sekitar.
Tentunya, ini mengancam masyarakat setempat. Mereka bisa mengalami berbagai gangguan kesehatan kronis seperti penyakit ginjal, diabetes masalah kesuburan hingga peningkatan tekanan darah.
Bahkan, beberapa penelitian mengklaim paparan asap kebakaran hutan bisa mengakibatkan gangguan pada syaraf.
Paparan asap kebakaran hutan memiliki bahya besar bagi kesehatan, baik dalam jangka pendek dan panjang. Oleh karena itu, kita perlu melindungi diri untuk meminimalisir efeknya.
Melansir Hello Sehat, berikut langkah-langlah yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir dampak paparan asap kebakaran hutan:
Baca juga: Diselimuti Kabut Asap, Ini 5 Cara Lindungi Diri dari Bahaya Polusi Udara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.